Dijodohkan dengan Playboy
dengan nada menggoda, sementara se
g mengalir ke wajahnya. Dia menatap mata Gio yang juga tengah menatapn
ap Ghea dengan keras, mencoba m
ngkan genggaman tangannya pada Ghea. "Benarkah?
ur satu ranjang dengan pria bekas wanita lain," balas Ghea den
ah Gio. "Memangnya kau tahu
capan suaminya. "Ya, buktinya kau sangat suka bergo
hat sedang kesal, terutama bibirnya yang sedikit mengerucut. Gio merasakan keinginan yan
tangannya menggapai pinggang Ghea, menariknya lebih erat, hingga wajah mereka berdekatan dalam jarak yang sangat dekat. Waj
nya dengan lembut. Mata Ghea melebar kaget, terkejut oleh tindakan mendadak suaminya. Dia merasakan b
g tiba-tiba ini. Namun, kekuatan tangannya kalah dibandingkan dengan tenaga Gio yang kuat. Tangan Gio yang satu mem
, mencoba menekan perasaannya yang kacau. Dia merasa tubuhnya t
am. Dalam keheningan, dia merasakan kekecewaan yang mendalam terhadap dirinya sen
ntungnya yang berdebar-debar. Namun, dia juga merasa marah, marah pada dirinya sendiri karena telah membiar
dengan cepat menyingkirkan Ghea dari atas tubuhnya
a Gio yang begitu kuat. "Brengsek kau, Gio!" makinya dengan suara yang pen
asanya aneh seperti ini?" gumamnya sambil memegangi dadanya yang masih berdebar. Dia merasa
*
iskan akhir pekan di rumah ibunya, Jasmine. Jasmine telah mengunda
putku. Aku bisa pulang sendiri naik taksi," ucap Ghea
erganggu dengan bibirnya sendiri. Padahal, dia sudah sering merasakan bibir para wanita, namun bibir Gh
ra refleks menggigit bibir bawahnya, mencoba
ak!" tegur Ghea, agak tersinggun
sesekali mengusap-usap bibirnya dengan jarinya. Dia terdiam, terjebak dalam
nafasnya, mencoba untuk tetap tenang meskipun hatinya dongkol. "Semoga saja kau benar-be
engah menatapnya, pandangan mereka bertemu dalam keheninga
ecitan yang cukup keras, dii
tt
u
a tak terduga lantaran Reyhan, sang asis
ja denganku?" tegur Gio dengan nad
," jawab Reyhan dengan canggung, sediki
dengan kejadian yang terulang kembali. Dia mengusap bibirnya dengan
bibirmu? Cih! Aku tak sudi," keluhnya seraya mengoceh, merasa
tus. Namun, dalam hatinya, dia merutuki dirinya sendiri karena menyes
sudi? Tapi kemarin kamu menyosor duluan," cibirnya dengan nada sindiran, m
ia tertawa geli melihat interaksi lucu antara tuannya dan istrinya y
a mobil berhenti di depan sebuah bangunan megah. Ghea menatap ba
pat jawaban. Gio turun dari mobil, mening
hea kesal, melihat Gio pergi begit
ab Reyhan sopan, mencoba memberikan pen
anggut. "Oh, mau apa
dan Nyonya Ghea untuk bermalam di
lebih dulu? Aku kan tidak membawa persiapan apa-ap
mua perlengkapan Nyonya
Ghea sekali lagi,
a. Ah, iya. Dia lupa bahwa keluarga suaminya adalah keluarga kay
agak berat. Dia berdiri di depan rumah ibu mertuanya,
un suamimu menyebalkan," ucap Ghea pada dirin
menunggu di depan pintu rumah, siap memu
gan senyuman merekah di wajahnya. Wanita paruh baya yang masih terl
yang?" tanya Jasmine sete
gan canggung, merasa sedikit ma
mengusap pipi Ghea dengan lembut sebelum melan
manya hanya melirik sekilas
hambar. "Tidak,
, sayang," ucap Jasmine dengan tatapan penuh har
enyuman, meskipun hati
nti saat makan malam Mami akan panggil
a,
ke kamar," ucap Jas
antar ke kamar tamu,"
anya. "Gio! Ghea ini i
angannya dari iPad d
amu juga menjadi kamar Ghea," tegas Jasmine, mencoba me
karena rumah tersebut memiliki banyak kamar kosong. Namun, kenyataannya tidak
uanya hanya diam, menjadi pendengar yang baik. Dia melihat eksp
ra diam-diam kepada Gio, merasa sedikit meraih kemen
engajak Ghea ke lantai
*