Dijodohkan dengan Playboy
n bibirnya. "Dih, males bange
akan pindah dari sini." Gio memejamkan mat
ik selimut dan bantal guling, terpaksa
ari ranjang, bibirnya tersenyum tipis melihat wajah sang i
il terus mengoceh. "Awas saja lain kal
dur pulas, sama halnya dengan Gio
reka sebagai suami istri. Namun, suasana pagi yang tenang itu agaknya tid
malas, merenggangkan otot-
a-gara cowok menyebalkan itu," keluh Ghea, mencar
ana
kl
mandi dengan tubuh bertelanjang dada. Pemandangan pagi
segera mengingatkan dirinya sendiri bahwa di balik keind
eorang playboy,' pikir Ghea, menggelengkan kepalanya meng
io juga seorang atlet basket profesional. Sejak zaman sekolah, Gio sangat
egur Gio, membuat Ghea m
cepat, sambil berpura-
arus pergi," ucapnya
i kem
saja
rmintaan Gio. Namun, baru saja Ghea mulai membuka bajunya
ncoba mempercepat mandinya meskipun ia sebenarnya ingin menikmati sedikit waktu berendam. Namun, tampaknya su
*
pintu keluar gedung tersebut. Namun, kelihatannya Ghea aga
rhenti sejenak untuk menoleh ke belakan
n tubuhnya yang terasa sakit dan kaku. "Iy
epat langkahnya untuk menyusul G
datangan bos dan istrinya dengan ramah. "Selamat pagi, Tuan dan Nyonya,"
n dingin, wajahnya tid
pagi juga
ya," potong pria yang sudah lam
mu," jawab Ghea dengan senyum ramah, membe
in sedikit intimidasi terhadap interaksi antara istrinya dan asistennya. Reyhan dapat merasakan aura ketegasa
t sekarang!" titah
gsung membuka pintu mobi
da. 'Ada apa dengan wajah Tuan? Biasanya Tuan tidak masalah ji
barulah Reyhan duduk di tempatnya. Mobil pun melunc
jadwal say
p bosnya. "Hari ini Anda ada meeting d
apa?" po
n makan siang,"
"Antar dulu perempuan lelet ini, baru setel
a seketika menoleh saat menyadari bahwa di da
Ghea dengan nada tin
ilas dari layar iPad nya. "Selai
an. "Pria menyebalkan!" desisnya, lalu
n menemukan posisi yang nyaman kare
asi saya," tegur Gio kesal dengan gerakan Ghea
an semua ini gara-gara
tadi menyimak perdebatan kedua ma
istri dan sudah pasti mereka akan melakukan hal tersebut,' gumam Reyhan dalam hati. Ia sempat berpikir jika Gio tidak akan m
ng menjulang tinggi yang sekarang akan menjadi tempat tinggal Gi
a dingin Gio
n turun," balas Ghea ketus. Gadis itu membuka pintu mobil sen
r
han hanya bisa menggelengkan kepala pelan melihat
!" tit
" sahut supi
g yang menjulang tinggi di depannya. Masuk ke dalam
i
ea sudah sampai di lantai
ambil berdiri tepat di d
tika keningnya berkerut. "Sial! Pria menyeb
ea sudah berencana ingin segera memanjakan tubuhnya dengan beren
!! Awas
sehari jadi suaminya. Dengan langkah kesal, Ghea kembali keluar dari gedung itu dan be
n dingin," gumam Ghea, lantas berjalan ke arah
dan cemilan yang telah dipesannya, sambil menatap pe
p lalu menjatuhkan kepalanya d
emejamkan matanya, tiba-tiba ad
sapa oran
mengerjabkan mata lalu terjag
polos Ghea yang terlihat sangat me
," izinnya menunjuk kursi
sadar. Setelah mengkerjapkan matanya, b
ma ka
umum bukan kursi saya
n ia ingin melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu. Namun, ia ag
n saya seperti itu?" tegu
kan kepala. "Hanya sedang mengagumi keinda
a. Baginya sudah basi go
mengulurkan tangannya, m
, cowok ini modus.' Gh
in. Bye!" Ghea beranjak dari te
ap punggung Ghea yang sudah meng
*