Terbuang Oleh Fitnah Saudara Tiri
u sekarang," sahut lelaki
segera mendekat dan menanyakan a
uh mengambil uang pria
dak, aku harus memeriksa tasmu Fathur, aku ak
Fathur meng
atanya fokus memandangi isi tas tersebut sementara detak jantungnya berdegup kencang. Bebera
n serius, "Tolong jelaskan kepadaku, Bagai
toilet aku tetap berdiri di sini dan tidak berpindah tempat sedikitpun. Kalau
bawahannya, "Fathur, aku percaya padamu, tapi kita harus mencari tahu bagaimana ua
kan setiap detik agar bisa membuktikan bahwa dia tidak bersalah, "Ini saat ba
u setting kan!" Lelaki itu
e boy di sini, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa m
ar kita tahu siapa yang meletakan uang itu
memperhatikan gerak gerik yang ada di cctv itu hingga Fathur me
a mengepal siap untuk menghajar temannya. Akan tetapi dia tidak ingin gegabah
gan kehadiranku bukan seperti ini caran
tugas dari Dia," ujarn
ah paham saja." Pemuda itu mena
eamanan untuk menyelidiki masalah ini lebi
isi, saya hanya di suruh oleh Aray
Fathur mengepal
ku karena telah merugikan Fathur dan nama baik bank in
han palsu, tetapi juga mendapat dukungan dan penghargaan atas integritas dan kesetiaannya terhadap pekerjaannya.
atnya hampir kehilangan reputasi dan pekerjaannya. Dengan hati yang masih penuh emosi dan kekesalan. Fathur mengetuk pintu kantor Aray den
riku, senang bertemu den
uh orang untuk memfi
erlalu sempurna sedangkan hidupku dulu hanyalah anak sopir yang selalu di injak i
memfitnahku korupsi di perusahaan Ayah?" Aray hanya tersenyum penuh art
h, Aray. Kenapa kamu melakukan ini padak
a. Mungkin ini pelajaran bagimu agar tidak
anya karena kamu merasa tidak suka padaku. Aku sudah mengalah dan pergi dari rumahku sendir, tetapi
pa memberikan kesempatan pada Fathur untuk menjawab, Aray tiba-tiba mencoba memberikan pukulan ke arah wajah Fath
ikan situasi dengan memberikan peringatan, "Aray, ini tidak perlu dil
sambil sesekali mencoba mengajaknya berbicara. Dalam keadaan semakin panas beberapa karyawan yang mendengar keributan datang untuk memisahkan keduanya. Meilsoleir yang men
karang justru membuat onar di kantor Ayah? Belum puaskah kamu menghancur
yah lebih percaya dengan Arayi daripada Fathur yang merupakan anak kan
elah saat menegakan keadilan. Salah tetap salah siapapun yang
lah Ayah!" Fathur k
ada Fathur. Mata mereka saling beradu dan ketegangan terasa begitu kental. Fathur de
ngacak-acak perusahaan ini," desak Aray sambil menu
ngan tajam dan menanggapi "Kenapa kamu mengusi
r membenci Aray dan juga Ibu? Bahkan Fathur juga yang mencelakai Ibu kala itu," ucap Aray tersenyum sinis. Ucapan itu membuat atmosfe
tidak pernah melakukan apapun terhadap Ibu. Jangan
"Ayah kita harus menjaga reputasi perusahaan ini. Fathur bisa menjadi