Sang CEO Kejam
un berla
bangun, Aurora juga mendapatkan be
pagi. Padahal setiap pagi dirinya melakukan itu. Sampai saat ini, dirinya belum mengetahui tentang pe
itu dalam hati dirinya menghitung mundur
arnya benar-benar membuatnya begitu kesal, pagi hari ini ia harus sudah
ampu di kamarnya seketika padam d
kan makanan. Aku ingin mema
meminta menu sarapan baru, dari apa yang sudah dimasak olehnya. Bagaimana b
ora. Dirinya benar-benar sangat sulit untuk memaha
da hak mengat
dari kamar lelaki itu yang sangat luas. Jika pelayan di sini mendapat
a, karena Aurora tidak fokus akhirnya
bali dibantu oleh beberapa pelaya
ang lalu saat pertama kali datang perihal sepotong roti. Wanita itu sampai mendapatkan memar di dahinya
ntuk melangkah menuju da
menginginkan makan ayam
saja mengambil ayam dan beberapa bahan-bahan lainnya. Tak bisa membantu secara langsung, Mere
g kali dirinya hampir terjatuh karena kakinya yang tidak seimbang. Masak dalam keadaan kaki terkilir, benar-benar membuat Aurora harus ekstra hati-
ari dirinya memikirkan, tentang kesalahan apa yang sudah ia perbuat sampai membuat Erlangga selalu b
asakan sakit di kakinya apalagi tadi saat dirinya terjatuh pun
melihat sikap kejam dari Erlangga, tetapi tidak menyangka jika lelaki itu
k Aurora karena mengetahui resiko apa y
ayam gorengnya yang sudah matang, berusaha menatanya di meja karena ia menget
duduk di meja makan serta beberapa pelayan pun sudah menunggu lelaki itu untuk mak
an sampai ayam goreng yang baru saja matang itu terjatuh bisa-bisa ia akan
an ia langsung saja menggigit ayam itu lalu melepehkannya tepat di samping Aurora. "Aku tidak mau sara
rtubi-tubi di hatinya. Ternyata apa yang dikatakan oleh lelaki itu
n, ia merapikan jasnya. "Ka
*
as dan juga sekarang bengkak. Untung saja Erlangga tidak pulang lebih awal jadi dirinya bisa s
ia takut untuk jujur dan membuat mereka kepikiran tentang keadaannya saat ini. Hampir satu ta
. Seperti biasa semua pekerjaan dikerjakan pelayan aku
di rumah Erlangga. Orang tuanya mengerti dan memahami kesibukan dari menantunya
Aurora kembali meneteskan air matanya. Selama satu tahun ini, ia tidak pernah mengetahui kesala
air mata yang masih berlinang. Dirinya meman
ba saja terbangun wanita itu melirik jam yan
ora
embuka pintu dirinya benar-benar terkejut saat melihat penampilan a
ah bekerja kamu anak-anak akan tidur di kamar bahkan suamimu datang saja kamu tidak menyambutnya!" Erlangga
uk ke kamarnya. "Lebih baik kamu beristirahat saja di kamarmu, bukankah kamu y
luarkan uang. Namun, aku lupa jika aku sudah menik
ni. Erlangga tidak pernah menyentuhnya. Namun, bukan