Pesan kakek untuk si Pangeran Munafik / Talk Up!
berwarna putih bersih tanpa ada satupun benda di sana. Jangankan s
eakan menghilang dari bumi ini. Atas, bawah, kanan
a itu yang dapat
nya yang agak bungkuk sedang terburu-buru menghampiri seorang pemuda tampan yang se
ku), akhirnya aku bisa
kmu), salah satu leluhurmu." Panggil lelaki tua
h pening, lalu berkata. "Di mana ini? Dan siapa kau kakek tua? Aku
uhurmu. Yaa ... jadi mana mungkin kau mengingatku. Jangankan
arna putih. Tunggu, apa aku sudah mati?! Tidak-tidak, itu tidak mungkin. Aku tak bisa kehilangan nyawaku begitu saja, tidak sampai aku mengalahkan orang itu. Jika ku ingat-ingat lagi, seh
ngaja masuk ke dalam mimpimu," ujar pria tua itu memotong isi
tanya karena terkejut mende
u isi pikiranku?" tanya
tu saja
ua itu menjawab is
ikiranku kakek tua?" tanya pemuda itu dengan ma
bisa membaca isi pikiranmu itu nae se
ranku? Lagipula aku rasa itu mungkin saja. Ini kan hanya mimpi!" tany
emberitahukannya padaku! Akan lebih aneh jika aku tidak mengetahuinya bukan!" jela
a beberapa kali setelah mende
impiku, memangnya apa urusanmu kakek tua, dan siapa kau
g sudah mengendur itu berubah miring agak ke samping setelah ia mendenga
hingga membuat kedua matanya terbelalak karena kecewa d
u memanggilku dengan sebutan kakek tua?! Aku tahu aku ini sudah tua, tapi tak sepantasnya kau memanggilku dengan sebutan seperti itu bukan? Kau tak perlu se
ya yang merapat itu ke samping, sebagai tanda tak peduli denga
atakan saja, siapa kau seben
salah satu leluhurmu. Namaku Kwon Duck-Young, mulai
ntah
yang kau katakan itu, apa buktinya jika kau mem
itu. Kau carilah kotak tua coklat yang berukiran pucuk rebung, lihatlah isi di dalamnya. Itu adalah hadiah yang aku buat
jadi karena itulah mereka menaruhnya di ruangan itu. Setelah kau buka kotak itu, perhatikanlah baik-baik isinya, disana
sengaja masuk ke dalam mimpiku ini. Apakah mungkin orang yang sudah ti
nia masih ada yang belum selesai. Dan itupun hanya bisa terjadi jika Yang Kuasa mengizinkannya. Apakah
selesai?! Memangnya apa saja yang dia lakukan s
ae seonja (wahai cucuku)," jawab sang kakek
itu dengan cepat menatap
da yang bisa dibilang masih terdengar cukup kasar dan arogan. Meskipun begitu sang kakek masih tetap bisa menjawab
leluhur? Jika itu benar, maka itu berarti semua yang ia katakan tentang benda di ruangan tua itu juga ben
u, lalu kenapa memangnya? Lagipula ini hanyalah sebuah mimpi, hanya sekedar bunga tidur semata! Setelah aku membuka mataku dan t
aku sebagai leluhurnya itu, si pemuda langsung menjawabnya dengan kali
aku agar bisa terbangun lagi?" tanya p
u, meskipun aku tahu semua yang ada di pikiranmu tentang diriku lewat raut wajahmu. karena kupikir wajar-wajar saja jika kau memang tak percaya padaku, karena itulah aku tetap diam meskipun aku tau segalanya. Dan kupikir, kau aka
da yang ia sebut sebagai cucunya itu, ia tak menyangka
arapan setidaknya pemuda itu akan lebih bersikap sopan padanya. Tet
ini lah, sifatmu inilah yang memaksa membawaku kepadamu. Sifatmu yang arog
dengan suaranya yang mulai serak sebagai tanda pantang menyerah sang kakek untuk menasihat
caya dengan apa yang kukatakan padamu, carilah benda yang sudah kusebutkan itu di ruangan tua rumahmu! Dan aku katakan padamu nae seonja (wa
tu padaku tadi. Lalu kenapa?!" tan
asar pemuda itu. Hingga ia hanya bisa pasrah dengan keadaan dan berharap jika pemuda yang ia panggil sebagai cucuny
u akan menjadi bumerang bagimu dimasa depan nanti. Aku tau kau bukan anak yang yang seperti in
lelaki yang belum tau apa yang benar dan apa yang salah itu dihantami dengan sebilah bambu yang masih baru?!" kata
mu nae seonja (wahai cucuku), maafkanla
k ingin mendengar ini lagi!" potong pemuda itu deng
ada bicaranya yang lembut tetapi masih terdengar teg
rnah mengalaminya ataupun menyaksikannya. Tapi perlu kau ketahui, aku mendatangimu bukan untu
anya untuk kebaikanmu,
sang kakek terus saja berusaha
, percayalah nae seonja (wahai cucuku) sebentar lagi orang-orang seperti itu akan muncul di hadapanmu cepat ataupun lambat, jadi sebaiknya belajarlah untuk merubah sikap burukmu lewat mereka. Jangan menyia-nyiakan orang seperti mereka, berubahlah demi mereka juga. Karena perlu kau tahu, mendap
k ke arah samping serta matanya yang merah berkali-kali mengedip dan t
n di keningnya dan matanya terbelalak seakan menahan air
a? Rasanya jika tak kutahan, emosi ini akan keluar dengan deras sehingga aku tak bisa lagi mengendalikan diriku! Kapan aku
contin