JANDA KEMBANG
N SEBE
u lalu menuruni tepi jalan yang berbatasan langsung dengan pematang sawah, tangannya melambai pada sesorang yang sibuk menyemai
o? " Tanya
memberikan amplop tebal cokelat ke Pak Jali. Ayahnya me
ak terkejut ketika melih
tang Bapak, jangan jual sawah ini
emua uang ini No?" Tan
hutang Bapak dengan uang ini. Ya sudah Pak, Kusno mau kembali kerja
uh, dadanya sedikit bergetar karena teringat dengan
m ritual tumbal satu bulan lalu. Uang yang diberikan oleh Kusno lebih dari cukup untuk menyelesaikan permasalah hutang piutang yang membelitnya. Ketika sudah sampai di
al yang Kau sepakati." Ujar Mbah Jarwo, dukun tua itu suda
Tapi
Kau minta sudah dituruti oleh si Mbah.
mengambil sebuah nampan besar yang tertutup kain hitam dari bawa
rintah dukun tua itu. Terlihat tumpukan uang pecahan kertas seratus ri
dulu. Si Mbah sudah melakukan tugasnya, sekarang gil
yang lain? Saya janji akan memenuhi semua permintaan Mbah Jarwo selain menumb
nggupinya dulu tapi sekarang mengingkarinya sendiri. Hah
an permintaan Saya." Ujar Pak Jali sambil bersujud
kukannya." Seperti mendapat second chance, Pak Jali langsung buru-buru bang
bisa melakukkanya!"
yawamu untuk menggantikan tumbal yang Kau berikan dulu. Bagaimana?
tuk memikirkan jalan keluar lain. Bagaimanapun dia tidak akan mungkin menumba
nunggu lebih lama lagi, Kau harus segera memberi jawaban saat ini
" Ucap Pak Jali lemah, pilihan yang harus dia am
awaban itu! Hahahahaha!" Mbah Jarwo kembali tert
*
h kerap melakukan persetubuhan terlarang antara menantu dengan mertua, Ningsih tidak punya pilihan lain selain menuruti kebutuhan
sih yang memotong-motong beberapa sayuran, sementara Pak Jali berada
u sambil Bapak entotin." Rajuk Pak Jali mesum,
dah 8 kali main masa
us." Ujar Pak Jali, kali ini pria tua itu sengaja menggesek-gesekkan penisnya
erasakan kerasnya penis Pak Jali dari belakang, birahinya sedikit
harus terus dicangkul setiap saat." Ujar Pak Jali, satu tangannya turun ke bawah
menciumi leher serta tengkuk Ningsih, sementara tangannya s
ika merasakan vagina Ningsih mulai lembab d
h nggak ta
eperti sudah mengerti kemauan mertuanya, wanita sintal itu langsung mengangkat bagian bawah dasternya hingga membuat bagian belakang t
." Puji P
ujung penisnya dengan air liur kemudian dengan satu gerakan lan
enggoyangnya dari belakang, tubuhnya bergerak maju mundur mengikuti
mudah melesak di dalam vagina Ningsih yang sudah sangat basah. Dua orang berlainan jenis itu terus memacu birahi di saat
K
K
K!
rmi
terdiam untuk memastikan apakah benar ada
i, Pak Jali segera mencabut batang
" Ucapnya menyuruh Ningsih untuk bergegas m
itu memang hanya mengenakan daster tipis tanpa pakaian dalam, orang
li santai seolah mengabaikan kekhawatiran Ningsih. Dengan bersungut akhirnya Ningsih beranjak dari dapur untuk m
lam hati. Dibukanya pintu rumah perlahan, tampak
diri di hadapannya hanya dengan mengenakan daster tipis. Payudaranya yang bulat dan bes
drastis sikap Jayadi ketika melihatnya, tapi Ningsih berusaha bersikap senormal mungki
it menemukan kata yang tepat,
apa M
uang yang minggu lalu kita bicarakan
apkan dulu uangnya." Ujar Ningsih mempe
kang, matanya kembali terhipnotis, kali ini oleh bongkahan padat pantat Ni
ntuk menagih hutang." Kata Ningsih pa
ah siapin uangnya kok.
Biar segera Aku kasihkan k
Pak Jali sambil menunjukkan batang pen
jutin, di ruang tamu
Ningsih untuk mendekat, lalu dengan sekali gerakan pria tua itu sudah mengangkangi tubuh Ningsih yang berada di bawahany
menggunakan tangan, Pak Jali hanya tersenyum simpul sambil mu
s melesakkan penisnya keluar masuk pada vagina menantunya itu. Di ruang tamu Jayadi mulai curiga karena sempat m
k...?" Kata Jayadi de
nis Pak Jali seolah sedang menggaruk-garuk seluruh liang senggamanya, Ningsih berusaha untuk m
anya Jayadi sekali lagi untuk me
ehe." Ucap Pak Jali sembari tersenyum mesum, uc
ya...!! Eemmchh!!" Balas Ningsih sam