Kakak Kelasku
tuk keluar kamar, sedari ketukan pintu ia abaikan karena Rania
mau keluar dari kamarnya dengan malas Rania me
ni mau ketemu sama teman Papamu." ucap
I
un membantu Rania berdandan. Beberapa menit kemudian, Rania sudah cantik s
Rania jangan membuat malu Papa sama Mama." ucap Tuan Aldi
ada keinginan yang belum terpenuhi, seperti janjinya saat ini. Masuk ke d
n anak dan istrinya. Rania hanya bisa menarik napas dalam, sedangkan Nyonya Irma
asti tahu yang terbaik un
oga
Irma menghampiri meja yang sudah di pesan, disana juga sudah ad
rma. Sambil menunggu kedatangan sang putra, mereka pun bertukar cerita berbeda
wanita paruh baya yang
gan putramu itu." ujar Nyo
n para pria paruh baya itu dan menyisakan Rania yang kesal, seda
toilet dulu sebentar." ucap Ra
an lama-lama." j
ehingga ia menabrak seseorang dan hampir saja terjatuh, tetapi dengan cepat s
g yang di kenalinya dengan cepat Rania me
." ucapnya dengan sinis."Atau lo penguntit ya? Jawab l
dan membuat Rania semakin kesal saja, sudah di jodohkan mala
n santai dia sempat menabrak bahu Rania
li anda." bisiknya
an Rania yang masih menahan kesal, setelah kepergian orang aneh itu R
bertemu lagi dengan orang aneh itu, Rania segera mengh
apa 'kan sayang?" ucap
pa Tante." jawa
tidak asing baginya, tetapi ia tidak ingin salah paham lalu Nyony
ucap Nyonya Indah."Elang ayo salam sama
braknya tadi saat ke toilet, tanpa sadar Rania mengebrak m
ama, Rania gak mau di jodohin s
i kepada Indah dan juga Anton. Dengan cepat ia menegur Rania
ah mengajarimu bersikap seperti itu, cepat mint
Tante sama Om, Rania minta maaf karena Rania bersikap tidak sopan. Tapi
u jawaban dari Nyonya Indah, Nyonya Irma yang melihat
atir."Papa, kejar Rania, kasian dia sendirian Pa."sahu
ospeksi diri supaya dia tahu dimana k
gun dari duduknya dan berpamitan, dia yang akan mencar
membasahi wajah cantiknya. Di saat sedang menangis ada seseorang yang memberikannya sapu
rbuang sia-sia, untuk hal yang
h, pergi aja
i hanya untuk keluarganya saja, jika di luar ia akan bersikap datar dan dingin.
tangan di telapak tangan Rania."Semua ini udah d
lasnya di sekolah, untuk kali ini ia berbohong kepada Rania aga
asih ikut berguncang. Sepersekian detik kemudian, perasaan Ra
adi bebas memilih pasangan yang gue suka. Bukan
ja, gue gak bisa
a jika mereka berdua menolak di jodohkan. Rania menatap Elang
ja, gak usah di liatin
o. Males banget gue." jawab Rania