Terlarang Mencintaimu
nya. Wajahnya ketus, memerah tapi bukan karena haru dan bahagia membayangkan dirinya yang akan segera menuju pelami
at ke arah sosok pria tinggi di dalam foto. Pria yang notabene harusnya datang bersamanya ke butik untuk mempersiapkan perlengka
pernikahan kami hanya tinggal menghitung hari saja! Harusnya a
nya itu baru menelepon setelah Alana menghubunginya lebih dari sepuluh kali sebelum tiba di butik. Bibirnya menegang. Pandangannya seperti anak
datang, ya udah! Mungkin lebih baik kalau kita juga nggak usah jadi nik
ik perhatiannya. Matanya membulat lebar saat tak diduganya ada seorang pri
RRG
terbirit-birit menghampiri Alana. Mengabaikan sikap ketus Alana pada mereka tadi, dua oran
da apa?
ADA DIA
Sama halnya dengan reaksi Alana, kedua staf itu pun terlihat kebingung
IR
g, sementara pria berjas navy yang ada di hadapannya bangun dari duduknya santai. Seolah ingin meledek
nya kita bicarakan nanti, a
jari-jarinya yang kini terkep
e,
ya diri berjalan menghampiri Alana. Raut wajah pria itu sam
itu nggak bagus. Ck! Apa karena sikapmu yang minu
itu. Saking marahnya, Alana bahkan tak bisa mengucapkan sepatah kata p
perm
apun, pria itu sudah melengos
!" gerutu Alan
oal yang barusan, N
katakan pegawai wanita muda tadi. Amarahnya sudah memenuhi dada dan bisa jadi jika
erkeruhnya. Emosi Alana yang tak stabil saat ini bisa membuat kekacau
. Jikalau memang ada, dia akan membayar berapapun. Alana sudah tak memikirkan nasib per
saja pada Damar Atmajaya! Ak
eninggalkan meja resepsionis dengan kesal. Beberapa staf teru
mobil di sampingnya dan saat melihat nama Damar di sana, bibirnya hanya berkedut kecil. Tangann
esalinya. Dia pikir bisa mempermainkanku seperti
hatinya semakin terusik. Dia ingin mengeluarkan semua uneg-un
eluarkan kata-kata menyakitkan yang akan membuat Damar j
amu bahas sekarang,
ahkan bisa merasakan bulir-bulirnya turun seperti air terjun di punggungnya sekarang. Sayangnya, ketika otaknya bekerja
AR
sekarang bagaikan mimpi buruk yang membuatnya gemetar hebat. Kepalanya mendadak pusing dan nyeri setelah da
ini dahinya menempel di atas satu lengannya yang masih bertengger di kemudi.
ja! Kenapa kamu men
aikkan kepalanya dan menoleh ke sisi kaca. Pandangannya agak buram lanta
juga! Kamu harus
dah. Nasibnya yang sudah si
nya sembari mengulurkan tangan lagi untuk membuka pintu mob
bundar Alana terbeliak. Bibirnya sedikit terbuka hend
uk sekarang. 'Kenapa ada