icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

KKN di Desa Metanoia

Bab 6 Katanya, Wajar

Jumlah Kata:1304    |    Dirilis Pada: 17/06/2024

hanya kepekaan diri yang menguatkan kesadaran. Vina kembali menyalakan ponselnya dan menjul

nya, bisikan yang terasa seperti ucapan akibat keheningan, "kita

buat tangan Vina yang memegang pons

akan tidur," tukas Vina mematikan ponselnya lalu terasa wanita itu berdir

ntonasi suaranya, "jangan gegabah," lanjutnya dengan ba

wanita itu menoleh atau kembali duduk. Justru sebaliknya, Vina kembali

ejar Vina, "kita harus jaga dia, ini tempat masih asing,"

usai mengambil kameranya

us Liona membuat pria berambut cepak itu mengernyit, "gue mau tidur

Afrian pada temanny

adi masalah," tukas Erwin seraya berjalan melewati Afrian, bahkan tanpa me

menuju kamar lain, seraya mewaspadai kemungkinan dari segala keja

win kemudian masuk kamar, "kalau enggak percaya juga, bawa saja kunci kamar,"

menarik pintu kamar itu dan menutupnya

*

terbatas sebab jarangnya akses listrik untuk desa. Mengandalkan foto denah desa yang digambarnya

anita keras kepala dengan kemampuan analisis yang cepat benar-benar ada. Jauh sebelum KKN dilakukan, Afrian termasuk g

h suara dari pojok

rsembunyiannya itu. Bergegas sang ketua kelompok itu menghampiri dengan langkah yang berjingkat, "Vina sama Angga mana?" tanyanya p

a itu berjongkok dan mengikuti caranya, "Vina di belakang rumah i

nyanya menger

o yang benar," ke

gai ketua kelompok. Tidak pernah sedikit pun, Afrian berekspektasi akan dihormati atau dip

frian mengira mungkin karena jarak antara rumah Erina dengan tepi pantai tidak cukup de

ga menahan napas dan tak lupa membekap mulut Desry. Suara desahan disertai pukulan antar kuli

ian dari mulutnya, "tadi suaminya Erina alias si Agus pergi bawa

apa?" pungkas

ng ajar anak kecil buat memuaskan diri pakai lima jari sore tadi," tutur Desry yang semakin tidak mengerti Afrian,

ustru menghasilkan decakan malas dari Desry, "ribet memang kalau ngomong sama cewek," sambung pria

tus Desry mengabaik

sahan yang terdengar menyakitkan kian menimbulkan rasa ingin tahu amat tinggi. Sampai Vina mengendap berjalan mel

dengan kamera di tangannya, ditambah dengan isyarat jemari yang

ertanyaan dan ungkapan yang sangat ingin diutarakan satu sama lain. Meski begitu, membaca situa

mereka berada di dekat pohon m

i terus aktivitas menjijikkan itu dilanjutkan." Vina berujar sambil mengamati s

ngkas Desry yang kini lebih an

h miliknya itu, "gue rasa, kita harus buat catatan tentang semua yang kejadian di desa in

k jawab gue," rengek Desry mend

r Desry memperhatikan hal yang diketik ole

gai judul dari catatan pertama itu, "kok wajar sih? Apanya? Diman

ang, "itu yang gue dengar dari salah satu bapak-bapak yang masuk ke rumah Erina, plus ... suara itu sama persis

s?" tanya De

hampir terjatuh dari pegangan wanita itu, "terus tidur," sambung Afrian m

sa jelas Desry gemetar takut yang dapat dirasakan dengan mudah, "enggak usah takut, kita pelajari mereka sambil kumpulkan data ter

ambil alih tuntunan dua pria itu atas Desry, sesaat setelah Vina memega

dianggap wajar oleh Afrian, Angga, dan Vina sebagai respon tu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka