icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pernikahan Berselimut Noda

Bab 4 Trauma

Jumlah Kata:1247    |    Dirilis Pada: 03/03/2024

mengantuk karenanya. Namun lantaran benakku masih dibayangi perihal mimpi buruk semalam, alhasil aku

ataku menolak untuk dipejamkan lagi. Bagaimana tidak, mi

Mas Wira tak melihatku sebab posisi tidurku yang membelakanginya. Se

ni. Kamu ini ya! kerjaannya ngelamun terus tiap hari! jangan

raya berdiri di ambang pintu. Aku pun be

bantu, Ma?" tanyaku l

lo, bawang merah setengah kilo, sayurannya sekalian!"

a dengan peras

aku sembari menatap gambar sosok proklamato

rnya gimana! Usahakan uang segi

nyakan sesuatu, mama sudah masuk ke da

ak

kedip tatkala pintu it

umlah barang yang ingin dibeli, membuatku ragu akan kecukupan uang yang sekarang a

a harga dirik

ena orang tuaku kaya raya. Semua kartu milikku t

berpikir untuk memintanya. Entahlah, aku sendiri tak tahu dengan jalan pikiranku in

skin s

luka ... san

mertuaku semakin berang jika uangnya berkurang untuk o

Entah sejauh apa letak pasarnya pun aku tak t

orang ibu-ibu. Tak ingin menyia-nyiaka

asar sayur ada di mana ya? a

nya ya lumayan, Neng. Cuma kalo jalan kaki ya capek juga,

ibu tersebut merasa aneh melihatku hen

alan, Neng? mending naik

alian jalan sehat,"

kasih padanya, aku pun kem

*

i berwarna kelabu. Ternyata, langit juga sukar dite

alam yang membuat hatiku tiba-tiba menghangat , lalu p

. Padahal aku sudah cukup jauh berjalan, dan kedua betisku juga

tikan kendaraannya, dan memilih berteduh di emperan toko ketika h

belahku. Mataku terbelalak ketika melihat

Wi

ini, Yessi?" tanyanya

anja, Mas,

dian membukak

, na

aktu, aku pun na

udian melaju

da orang lain lagi di rumah? Ini bukan tugas kamu." Raut

ng nyuruh," lanjut Mas

suamiku itu sudah dapat m

gunanya ada ART tiga orang di rumah?" Mas Wira tampak seperti sedang b

ia tidak suka melihatku duduk-d

g diam beb

memijit betisku ya

kemudian

an kaki da

engan

rlihat menghem

ika melewati pasar tradisional yang keb

a. Ia terus melajukan m

njuk. Sesekali aku melirik Mas Wira yang tampak serius mengemudi

ak pagi tadi," ucap Mas Wi

u. Jelas saja lesu, aku tak bi

akhirnya berhenti di sebuah tanah lap

geluarkan ponselnya d

tempat. Baiklah, say

nselnya, Mas Wira ke

karena terjebak hujan, dia tidak bisa datang

kut menjalari hatiku ket

elanja dulu, lalu pulang?

. Tapi setelah bertemu denga

ku tetap bersikeras. Namun, aku juga takut jika mama terlalu lama menu

in belanjaannya, Mas?" tanyaku ketik

sahut suami

memang gampang, Mas. A

ai menambah kecepatan laju mobilnya. Itu ar

*

" ucap Mas Wira sembari membuka

i menatap bangunan hotel bintang lima

adir menggangguku. Keringat dingin sebesar jagung

ya Mas Wira terden

a, kan?" Mas Wira menyentuh ujung daguku d

.. aku mau

tangisku

k mau di sini. Aku mohon," rata

bingungan melihatk

pa yang terjadi

up wajahku. Sembari mengusap peluh

eduli jika tubuh kekarnya menegang karena mungkin terke

ak mengelus belakang rambutku. Mencoba me

? Kenapa kamu berubah? kamu seperti b

Yang kutahu, aku hanya perlu menumpahkan sega

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka