Pernikahan Berselimut Noda
mengantuk karenanya. Namun lantaran benakku masih dibayangi perihal mimpi buruk semalam, alhasil aku
ataku menolak untuk dipejamkan lagi. Bagaimana tidak, mi
Mas Wira tak melihatku sebab posisi tidurku yang membelakanginya. Se
ni. Kamu ini ya! kerjaannya ngelamun terus tiap hari! jangan
raya berdiri di ambang pintu. Aku pun be
bantu, Ma?" tanyaku l
lo, bawang merah setengah kilo, sayurannya sekalian!"
a dengan peras
aku sembari menatap gambar sosok proklamato
rnya gimana! Usahakan uang segi
nyakan sesuatu, mama sudah masuk ke da
ak
kedip tatkala pintu it
umlah barang yang ingin dibeli, membuatku ragu akan kecukupan uang yang sekarang a
a harga dirik
ena orang tuaku kaya raya. Semua kartu milikku t
berpikir untuk memintanya. Entahlah, aku sendiri tak tahu dengan jalan pikiranku in
skin s
luka ... san
mertuaku semakin berang jika uangnya berkurang untuk o
Entah sejauh apa letak pasarnya pun aku tak t
orang ibu-ibu. Tak ingin menyia-nyiaka
asar sayur ada di mana ya? a
nya ya lumayan, Neng. Cuma kalo jalan kaki ya capek juga,
ibu tersebut merasa aneh melihatku hen
alan, Neng? mending naik
alian jalan sehat,"
kasih padanya, aku pun kem
*
i berwarna kelabu. Ternyata, langit juga sukar dite
alam yang membuat hatiku tiba-tiba menghangat , lalu p
. Padahal aku sudah cukup jauh berjalan, dan kedua betisku juga
tikan kendaraannya, dan memilih berteduh di emperan toko ketika h
belahku. Mataku terbelalak ketika melihat
Wi
ini, Yessi?" tanyanya
anja, Mas,
dian membukak
, na
aktu, aku pun na
udian melaju
da orang lain lagi di rumah? Ini bukan tugas kamu." Raut
ng nyuruh," lanjut Mas
suamiku itu sudah dapat m
gunanya ada ART tiga orang di rumah?" Mas Wira tampak seperti sedang b
ia tidak suka melihatku duduk-d
g diam beb
memijit betisku ya
kemudian
an kaki da
engan
rlihat menghem
ika melewati pasar tradisional yang keb
a. Ia terus melajukan m
njuk. Sesekali aku melirik Mas Wira yang tampak serius mengemudi
ak pagi tadi," ucap Mas Wi
u. Jelas saja lesu, aku tak bi
akhirnya berhenti di sebuah tanah lap
geluarkan ponselnya d
tempat. Baiklah, say
nselnya, Mas Wira ke
karena terjebak hujan, dia tidak bisa datang
kut menjalari hatiku ket
elanja dulu, lalu pulang?
. Tapi setelah bertemu denga
ku tetap bersikeras. Namun, aku juga takut jika mama terlalu lama menu
in belanjaannya, Mas?" tanyaku ketik
sahut suami
memang gampang, Mas. A
ai menambah kecepatan laju mobilnya. Itu ar
*
" ucap Mas Wira sembari membuka
i menatap bangunan hotel bintang lima
adir menggangguku. Keringat dingin sebesar jagung
ya Mas Wira terden
a, kan?" Mas Wira menyentuh ujung daguku d
.. aku mau
tangisku
k mau di sini. Aku mohon," rata
bingungan melihatk
pa yang terjadi
up wajahku. Sembari mengusap peluh
eduli jika tubuh kekarnya menegang karena mungkin terke
ak mengelus belakang rambutku. Mencoba me
? Kenapa kamu berubah? kamu seperti b
Yang kutahu, aku hanya perlu menumpahkan sega