Pedihnya Luka Yang Kau Berikan
maaf, maaf." Dia panik sendiri hi
a basah. Damar mendongak menatap wanita itu tajam
untuk sesaat dia tertegun serta terpesona melihat wajah tampan dengan p
wajahnya. Damar mendengus kesal, diser
an!" sentak pria itu marah. W
e itu. Sebagian pengunjung menatap keduanya dengan tatapan terkejut, beberapa lain
n." Tangan Nikita hendak menyentuh dada pakaian Damar dengan tisu
dari bawah hingga atas. "Dilihat dari tampangmu saja! Saya yakin, gaj
ya sedang berniat membuat Nikita merasa menjadi bekas kunya
gaimana jika saya cuci baju, Mas-nya.
g! Ada
rdengar dari arah
sah gini, yang. Gara-g
Nikita memilih untuk mengurungkan niatnya. Wanita itu kemudi
irain siapa.
a aku numpahin Ice matcha b
mu kenal
a, sahabatku ku cerit
, kalau main hp, jangan di
ahan Ice matcha boba latte sampai kotor ke bagia
emodel. Maafin bestiku ini. Dia nggak sen
inggalkan Luna yang senyum-senyum
tcha boba latte ke kemeja dia?" t
tu..., itu, tadi Damar-mu
ama kamu. Sekalian kamu bawa Ray. Tapi kalau u
nggak ada, bisa-bisa beneran dia minta dibelii
ke sana dulu, ya?
h. Dari kejauhan terlihat Damar membersihkan sisa Ice m
anteng abis. Beruntung si Luna, tapi..., sayang banget cowok
nya tidak sesuai dengan ekspetasi. Dan sebagian lainnya han
nomor
ng menghubunginya "Setengah jam lagi kemeja
h menolak. Dia merasa gengsi menerima kenyataan bahwa Luna membelikannya kemeja
g, aku beliin yang baru?" Luna mencium pipi Damar dengan mesra. Dam
amar. Sang pelayan menaruh es krim itu dengan ramah. Setelah pelayan tersebut berjalan
hidung mancung Damar dengan gemas. Damar hanya tersenyum
ti pakaian. Sangat pas dengan postur tubuh yang tegap dan berisi dengan tinggi badan yang hampir mencapai 183 cm, belum l
eng. Damar tersenyum menyusupkan tangan ke pinggang Luna,
*
ak. Ketika didatangi ke bengkel miliknya, kata karyawannya sedang ke Malang. Ingin meminta Arnol sekretarisnya sendir
bukan sekretarisnya. Akhirnya dengan perasaan kesal yang terpendam di dalam hati. Siang itu, sekitar
r pun bersadar di kursi, ia meletakkan kedua tangannya di lengan kursi dengan santai. Wanita itu dengan hati-hati ia menyuguhkan minuman yang dibua
ang baru saja disuguhkan. Damar hanya menginy
uat seperti buku kecil gitu. Untuk hiasan foto-fotonya nanti sa
, Tuan." Citra menunjukkan hasil estimasinya. "Itu pun masih perkiraan lho. Soalnya kalau ada hiasan
kin. Kalau bisa warna marun dan gold itu. Usahkan sebulan seb
p, T
ce girl (OB) tak sengaja menyenggolnya, membuat ponsel mahalnya yang sedang dipegang jatuh. Un
ambu