Sang Lelaki Pengantin Pengganti
lelahkan bagi Arini. Seluruh persendian tulangnya terasa sakit. Ditambah lagi pernikahan yang tidak seharusnya terjadi. Semakin membuatnya lela
tuk ke tempat tidur dengan pelan sebab Dave takut membangunkannya. Begitu kelelahan Arini tidak bergerak sedikitpun. Dave sekila
mikian juga. Dia berbaring di tempat tidur
ingnya. Wajah mereka bahkan terlalu dekat. Hampir saja Arini berteriak jika tidak secepatnya dia menyumpal mulutnya. Menggunak
si macam apa ini? Dan di ma
at bangkit, tangan yang begitu hangat menyentuh bagian perutnya dari belakang. Benar saja. Itu tangan Dave. Dave bahkan mer
cap Dave da
nya mengalir di pipinya. Dia segera menyekanya. Takut membasahi tangan Dave yang sedang mendekapnya. '
diri demi wanita lain. Lalu aku dinikahkan dengan lelaki ini. Lelak
menyebut nama itu. Dan
itu hanya bisa pasrah dan mencoba menenangkan hatinya sampai dia tertidur dalam
ari pagi telah menyibakkan cahanya di ufuk. Malam telah meninggalkan seorang gadis di atas ranjang. Tidak tahu bagaimana hendak dikatakan lewat kata-kata. Arini terb
mencoba bergerak. Berharap bisa lepas dari pelukan Dave. Namun, beberpa kali mencoba, Arini ba
melukku, Arini" tanya Dave terkejut m
ihat siapa yang memeluk
ja, memang saat ini dialah yang sedang me
elas Dave. Namun, Arini tetap diam. "Aku akan mandi. Kau juga berbenahlah. Sebentar lagi kita a
a diam saja. Sampai dia memberanikan diri untuk bertan
apa Marisa?" tany
ajahnya berubah menjadi sangat datar.
maksu
rbata-bata lantaran sedikit te
kau tahu
nyebut namanya
ke arah Arini. Arini kembali b
ri kemarin kau tidak pernah berbicara kepadaku. Namun, saat kau berbicara, kau justru mempertanyakan siapa Marisa. Arini, berhentilah bersi
tertekan. Matanya terasa hangat. Sesaat kemu
u, aku, sungguh, ak
ang, kabur di hari pernimahan kalian. Ingat itu, Arini. Jangan menagis lagi.
a terhadap Arini. Namun, semua itu dilakukannya semata-mata agar hanya untuk membuat jarak
l Arini bukanlah untuknya
*
-sama menuruni anak tangga. Melangkah ke arah meja makan
. Lalu perlahan berbisik ke telinga gad
Umi," katanya sedikit mencengram bahu Arini. "Tersenyumlah," suaranya hampir tidak t
i duduk untuk
Dave, Arini,"
enyum. Manis sekali. Namun, senyum i
ana mal
tersendat roti yang bar
rini. "Pelan-pelan makannya. Minum susunya ya?" kata Dave bertingkah solah
, Arini?" tany
Umi. Arini jug
agia itu, mengumbar senyum. Senyum bahagia seorang
an tidak bahagia. Jika ada masalah dalam rumah tangga kalian, kalian harus menyelesaikannya den
an Umi. Masih bersama sampai sekarang. Itu semua karna
terus seperti ini? Kita cuma pura-pura saja. Un
h dan Umi katakan?" tanya Lina yang membu
denga
Aldeban bangkit disusul istrinya. "Dave. Hari ini kami akan per
ba-tiba?"
pernah melakukan pekerjaan perusahaan lagi, karena itu semua sudah kau handle. Rasanya Abah merindukan pekerja
u yang Abah ingin
us menyebutkan nama itu. Dia begitu benci dengan nama itu. Marvin Nero. Nama seorang laki
**