icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pembalasan Dendam Sang Duda Kaya

Bab 8 Ben yang Kacau

Jumlah Kata:1182    |    Dirilis Pada: 16/02/2024

asa kecilnya bukanlah hal yang cukup membahagiakan, Ben cukup senang bisa menging

erkunjung ke Panti Asuhan Kur

erapa detik ia kembali merasa sesak. Dengan terburu-buru ia melangkah keluar rumah tanpa memedulikan penampilannya yang kemungkinan besar t

sekali?" keluh Ben dengan gusar. Ia menendang salah satu daun pintu

mata, kesilauan oleh cahaya matahari yang masih bersinar dengan begitu terang meski pagi belum lama datang. T

biasa saja. Ben masih enggan menggunakan sebagian besar harta yang tiba-tiba saja ia dapatkan. Ia hanya memakai seluruh tabungan serta mengambil sedikit uang dar

ngan jelas asal-usulnya, mungkin B

melihat seorang pria bertubuh kurus kering tengah mendorong sebuah gerobak berwarna hijau. Beberapa tambalan tampak menut

elah secara fisik dan mental, kalut, serta kehilangan tujuan hidup lantas tidak mampu untuk menahan diri. Dengan sengaja ia

berjalan tanpa peduli sedikit pun. Apalagi sang pedagang tidak

anya. Kedua matanya sedikit melebar, mendapati bahwa ia tanpa sengaja meninggalkan dompe

u saja situasi seperti ini bukanlah situasi yang asing bagi Ben, tetapi sekali lagi, saat ini ia sungguh tidak mampu menahan emosi. Sehingga dal

an sepertimu!" Tanpa gentar pemu

dengan lebih layak? Sebentar lagi akan banyak anak-anak yan

tantangnya sambil mencondongkan tubuhnya ke depan. Gadis yang sedang bersama pria di depannya s

bisa menahan diri. Di sisi lain, Ben juga ingin seseorang menyadarkannya dari pikirannya yang kacau dengan cara memukulnya. Namun, tid

layangkan pukulan tepat di rahangnya. Sebuah tendangan juga mendarat ke perut B

g. Ben memasang kuda-kuda meskipun ia sama sekali tidak berniat untuk membela diri. "Pukulanmu hanya

embaranga

sakit, tetapi tidak sedikit pun ekspresinya berubah. Keributan di antara mereka lantas menarik perha

Pria yang sedari tadi menikmati waktu dengan memukuli Ben langsung lari terbirit-

ngatakan apa pun, ia melewati sang satpam yang kebingungan, b

anjang, Ben masuk dan mengambil satu botol. Membayarnya dengan uang receh yang dimilikinya lalu me

pak kaca

rbicara dari arah belakang. Secepat kilat ia berbalik, tetapi tidak ada siapa-sia

sebuah kamera profesional. Kamera itu didekap dengan begitu erat, seolah berisi rahasia terbesar yang tidak boleh sampai terun

erus-terusan menahan gangguan-gangguan kecil di hidupnya. Bahkan membayang

inkah Thalia membayar seseorang untuk mengawasinya? Tidak. Thalia tidak mungkin tega melakukan itu kepadanya. Wanita itu jug

nguntit dengan kecepatan penuh. Efek dari alkohol yang baru saja diminumnya juga sedikit mengganggu keseimbangannya. S

pada akhirnya ia kehilangan jejak s

ia?" keluhnya sambil s

dengan deru kendaraan di sekitar. Ben menunduk, mendapati bahwa di bawah sana ada beberapa orang yang tengah berbaring tepat di tepian

n lantas menoleh ke sana kemari. "Lucu

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka