SUAMI LANSIAKU TERNYATA CEO
n Kemu
limah mengatakan bahwa perlombaan debat bahasa Inggris di Kabupaten dilaksanak
ucap bu Halimah di hari kemarin seraya m
an penuh haru, tapi juga berbar
limah seolah paham apa yang
gi. Ia ingin memastikan bahwa pendeng
as lomba, pakai baju seragam dan tas yang b
. Gurunya itu tak tahu saja, saat Sova di perjalanan pulang, ia sempatkan untuk melipir di semak dekat pohon bambu untuk menangis. Bukan karena derita yang ia rasa, tapi ia bahagia karena per
merkan betapa indahnya baju seragam baru yang dihadiahkan oleh bu Hal
a, sebelum berangkat ke Sekolah, ia akan mampir ke warung seblak Ceu Salma untuk mengambil
kkk
amar yang ia tempati berada di belakang, lebih belakang dari dapu
sebelah bufet. Matanya melirik ke isi bufet yang tadi subuh ia masak semua, tentunya setelah selesai shal
akanan itu enggak bakalan cukup kalau kamu makan,
ahut Sova dengan senyuman khas nya. Ia pun seg
raya melemparkan beberapa baju dan celana dalam yang masih bernoda merah
arkan celana dalam milik saudara
riak Yulia sambil
ang sekolah," sahut Sova sambil duduk di sisi pintu bela
mperingatkan Sova agar tak
en? sama kemarennya lagi dan seterusnya?" tanya Sova yang seb
ucap Yulia seraya pergi meninggalkan Sova yang menghentikan aktifitas mengunyah nasi putihnya, demi menggerakkan
dengan sedikit air yang ada di ember. Air hasil dari menimba di sumur umum. Sova memang terbiasa menumpuk piring cucian karena sumur
ka ia masuk ke kamar ayahnya. Walaupun sakit, Ayah dan ibu tirinya masih tidur sekamar, meskipun di te
sudah sebulan ini tak berdaya di atas kasur karena terserang stroke dan tak mampu berobat. "Tumbe
kapuk ayahnya. "Yah!" panggil So
ovinsi, terus ke nasional. Nah, kalau di nasional juara, Sova bisa dapat beasiswa kuliah di jurusan bahasa Inggris atau hubungan internasional di kampus incaran Sova. Cita-cita Sova ingin jadi diplo
sih ke Mama. sova kumpulin buat Ayah berobat," ucapnya dengan suara lirih, kemudian ia pun duduk kembali dengan tegak.
a tuntutan ibu tiri. Sampai akhirnya, bu Halimah dan beberapa guru datang untuk mempertanyakan mengapa Sova tak lagi masuk sekolah. Berkat rayuan gurunya, bu Devi akhirnya memberikan izin Sova kembali sekolah dengan syarat agar ia bisa memberikan uang nafkah kepadanya, sebagai tambahan nafk
tangan ayahnya yang tak dapat digerakkan sama sekali, kemudian ia cium b
ambang pintu kamar dengan dandanan menornya. Gadis itu merasa h
inya, kemudian ia raih tangan bu Devi untuk ia cium. Namun, den
bupaten. Nanti diantar sama guru-guru di sekolah, naik mobil pak H
a itu di kamar. Hari ini kamu mau dinikahi si kakek!" teriak bu Devi seraya
r-benar datang, harapannya seolah hancur dengan ucapan ibu tirinya. Pikirannya seolah kembali ke satu bulan lalu, dimana Ia menemukan foto
samb