Terperangkap Dendam Bos Arogan
perih di pipinya. Ia
a kamu ya!" pekik Aziya, ia benci karena sentu
kamu, aku menampar mulut emb
g nekat mendekati
rthur sudah meminta kita untuk berkum
in saja pertengkaran Aziya dengan Reza mas
t bangga dengan
uti rapat sehingga ia berbalik arah untuk pulang saja. Tak per
biasa pulang sendiri karena Reza biasanya tidak akan pula
menunggunya, mereka tengah mempersiapkan perala
anak-anak, saya dan anak-anak nggak berani buka," kata Mbak Siti menye
rkata, "Bawa saja Mbak Siti, atau kalau nggak doyan, boleh Mbak Siti buang ke
Bu...i
kedepannya Mbak Siti bisa libur dulu ya. Saya dan anak-anak mau berlibur di desa. Dan ini uang saku buat Mbak
Aziya cuti mendadak bahkan bukan
menggenggam amplop itu dengan gelis
rap banyak Mbak. Suatu saat Mbak Siti akan tau sendiri. Oh ya, ak
k kepala keduanya dengan perasaan tak karuan. Akan tetapi ia harus bisa menahan perasaannya d
kamarnya, mengunci rapat pintu kamar tersebut. Sesekali terdengar
lang lebih awal untuk membuat perhitungan dengannya karena pertengkaran tadi. Ia mulai panik
bungi kedua orang tua Reza dan kedua
ubungi mertuanya karena m
enapa begitu mendadak
ting, Bu. Ini sa
sebenarnya? Sepen
bercerai saja
Berc
keras meyakinkan agar mereka datang segera, tak
tua dan kedua orang tuanya, ter
elepon namun Aziya tak menggubris. Ia hanya akan membuka pintu jika mertua atau orang tuanya sudah tiba di tempat it
u sekarang kalau kamu itu cuma selingan dalam hidupku buk
an mereka memang harus berakhir menyedihkan seperti ini, seperti a
han itu, akan tetapi bukankah
telah sekian lama pernikahan yang tampak baik-baik saja, tiba-tiba ba
pakaiannya dan juga surat menyurat pen
hanya saja ia yakin dengan surat itu urusannya dengan Reza pasti akan sepanjang sungai Bengawan Solo jika i
gan hanya bisa menyalahkan orang lain, kau harus introspeksi diri!" teriak
ggil istrimu dengan sebutan kotor?" kata sebuah suara mene
a terlihat mel
n wajah yang sangat terkejut. "Ah, mama jangan salah f