Terperangkap Dendam Bos Arogan

gguncang. Aziya tertidur pulas menelungkup di atas meja kar

i ini, cepat persiapan," ujar seorang le

ke sekelilingnya yang sudah terang benderang. Beberapa teman sekant

il menumpuk beberapa berkas di hadapannya. "Ngapain aja

ingat apa yang terjadi, bahkan i

sambil melihat arlojinya. "Ah, gimana ini

kat suami kamu sendiri," cicit Anggara ya

kat, traktir kita dong," kal

sampai ia menepuk pipinya sendiri kar

au, tapi kenapa malah kalian ya yang ngaco?

i kepala Divisi personalia, apa nggak hebat tuh?" jawa

alkan tinjunya, rasanya merek

k tau samasekali. Apa yang salah di sini? Apakah sebenarny

gelamun? Kenapa?" F

pernah kasih tau ya soal ke

lian yang suami istri, mustinya

Reza. Mereka sangat jarang bersantai dan curhat. Hari demi hari dilalui dengan rutinitas pekerjaan karena merek

gi ke lain hati? batin Aziya bimbang. Karena i

rapat akan dimulai," perintah Fahita, sebelum sahabatn

ila karena banyaknya kejutan sejak semalam. Iapu

ar dari toilet, mendapatkan ruangannya su

gan rapat, memutar handle

puk tangan. Selamat ya Pak Reza, semoga semakin baik prestasi kerjanya..." suasana sedang riuh, terdengar

keberadaannya, apalagi Reza suaminya yang tukang selingkuh itu, pria itu se

seperti tak mengenal

u sekarang jadi istri kepala bagian, keren pokoknya." Seseora

a bisa," bantah Aziya denga

epan mendekati Reza. Aziya sangat muak dan ingin berontak, terlebih saat melihat

a mengumpat dalam hati, menatap wajah

itu. Sebuah aula kecil yang biasa digunakan buat acara rapat ka

r paling getol saat ini, sementara wajah Aziya sudah seperti kepit

di hadapan semua orang, iapun

sedang memperhatikan kita," desis Reza di telinga A

t tenaga ia mengokohkan dirinya untuk bis

lai memb

ang pria yang memiliki prestasi da

istri Reza hanya bisa mengucapkan selamat dan ...," katanya kembali terjeda. "Dan aku juga mengumumkan kepada kalian bahwa ... aku tidak

masalah kita, Aziya?!" kec

semua kelakuan kamu, Reza!" balas Aziya dengan ketus, sementara semua orang melihat pert

an suami istri. Tak seorangpun yang berani melerai mer

ak