icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Proyek Villa di Kaki Gunung Slamet

Bab 3 Kepala desa

Jumlah Kata:1009    |    Dirilis Pada: 28/01/2024

eninggalkan mushola tua ini sambil merenung

eh ke belakang, jelas sekali musho

diri dan berwudhu malam tadi. Aku yakin semua ini kehen

udah merawat rumah Allah ini sebelumnya. Lalu, aku memutuskan untuk menuju war

erlihat jingga dengan jalan tanah berkerikil yang masih

melihat rumah-rumah penduduk. Hanya

di kanan jalan namun agak tersembunyi. Aku memilih un

r di depannya. Aku sangat senang dan mempercepat langkahku. Banyak h

ku dibalas, tapi aku tak tahu dari arah man

n sambil menatapku. Aku sadar mereka pasti heran

sekitar usia enam puluh tahunan yang datan

bah. Sama na

Cuma itu yang Mba

-apa," jawabku. Nenek it

ajakku ngobrol agar aku bisa tanya-tanya. Tapi, mereka hanya men

a sini?" tanya nenek itu sambil meletakkan pesanan di hadapan

kesini karena ada kerjaan. Ini Desa Pringa

Mas ini baru sampai, Yo? Tapi

a," jelasku. Nenek itu menoleh ke arah yang aku tunjuk ke

a ndak digunakan. Sudah sangat rusak.

i sana dan saya shalat sub

si sambil menggelengkan kepalanya. Aku bisa m

n kenapa?" Ta

itu. Aku mengangguk lalu segera menyantap nasi lodeh sa

dikit kopi. Aku menoleh ke arah pemilik warung yang masih dudu

ni, Nak?" Tanya nenek itu ak

ung ini. Dia menyuruh saya untuk bertemu dengan Pak Jangkun

ip dengan apa yang diceritakan oleh Pak Saleh. Keadaan semakin

warung ini sebelum mencari Pak

ya kalau tadi malam Mas-nya datang ke sini?" j

o? Dan sudah lama lumpuh?" tanya

Sudah lama dia terbaring di dal

ng pada saya, Mbah," jelasku, meski aku tahu ce

sa bangun. Makan harus disuapi, mandi juga n

aya lihat Mba

l melangkah menuju sebuah kamar.

" Mbah Marni menunjuk seorang pria yang

annya. Mbah Marni melihat sejenak

e lengan. Aku mencoba melepaskan tanganku, tetapi

sa, kamu akan t

amati wajah Mbah To, tapi dia masih terpejam. Na

rku sambil melepaskan kedua tangan ini dar

aca Ayat Kursi. Setelah selesai memba

at Kursi sekali lagi sambil melurutkan tanganku

ya. Aku melihat dahi Mbah To sedikit berkerut, tetapi aku tetap melanju

Matur nuwun atas bantu

tempatku duduk tadi. Semua pria tadi sudah tid

iba sudah ndak ada, cepat sekali perginya," tan

sekarang sudah pergi ke kebun," jawaban Mbah Marni me

ua aku lihat dan aku alami. Susah unt

kampung ini. Ada sesuatu yang terpendam la

i kemana?" Tanya Mbah Mar

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka