Proyek Villa di Kaki Gunung Slamet
eninggalkan mushola tua ini sambil merenung
eh ke belakang, jelas sekali musho
diri dan berwudhu malam tadi. Aku yakin semua ini kehen
udah merawat rumah Allah ini sebelumnya. Lalu, aku memutuskan untuk menuju war
erlihat jingga dengan jalan tanah berkerikil yang masih
melihat rumah-rumah penduduk. Hanya
di kanan jalan namun agak tersembunyi. Aku memilih un
r di depannya. Aku sangat senang dan mempercepat langkahku. Banyak h
ku dibalas, tapi aku tak tahu dari arah man
n sambil menatapku. Aku sadar mereka pasti heran
sekitar usia enam puluh tahunan yang datan
bah. Sama na
Cuma itu yang Mba
-apa," jawabku. Nenek it
ajakku ngobrol agar aku bisa tanya-tanya. Tapi, mereka hanya men
a sini?" tanya nenek itu sambil meletakkan pesanan di hadapan
kesini karena ada kerjaan. Ini Desa Pringa
Mas ini baru sampai, Yo? Tapi
a," jelasku. Nenek itu menoleh ke arah yang aku tunjuk ke
a ndak digunakan. Sudah sangat rusak.
i sana dan saya shalat sub
si sambil menggelengkan kepalanya. Aku bisa m
n kenapa?" Ta
itu. Aku mengangguk lalu segera menyantap nasi lodeh sa
dikit kopi. Aku menoleh ke arah pemilik warung yang masih dudu
ni, Nak?" Tanya nenek itu ak
ung ini. Dia menyuruh saya untuk bertemu dengan Pak Jangkun
ip dengan apa yang diceritakan oleh Pak Saleh. Keadaan semakin
warung ini sebelum mencari Pak
ya kalau tadi malam Mas-nya datang ke sini?" j
o? Dan sudah lama lumpuh?" tanya
Sudah lama dia terbaring di dal
ng pada saya, Mbah," jelasku, meski aku tahu ce
sa bangun. Makan harus disuapi, mandi juga n
aya lihat Mba
l melangkah menuju sebuah kamar.
" Mbah Marni menunjuk seorang pria yang
annya. Mbah Marni melihat sejenak
e lengan. Aku mencoba melepaskan tanganku, tetapi
sa, kamu akan t
amati wajah Mbah To, tapi dia masih terpejam. Na
rku sambil melepaskan kedua tangan ini dar
aca Ayat Kursi. Setelah selesai memba
at Kursi sekali lagi sambil melurutkan tanganku
ya. Aku melihat dahi Mbah To sedikit berkerut, tetapi aku tetap melanju
Matur nuwun atas bantu
tempatku duduk tadi. Semua pria tadi sudah tid
iba sudah ndak ada, cepat sekali perginya," tan
sekarang sudah pergi ke kebun," jawaban Mbah Marni me
ua aku lihat dan aku alami. Susah unt
kampung ini. Ada sesuatu yang terpendam la
i kemana?" Tanya Mbah Mar