DASIM ( Dia yang tidak terlihat )
. Adi hanya mengkhawatirkan Arini, yang mengendarai mobil dalam pikiran yang tidak baik-baik saja. Tentu saja hati Arini tidak baik sekarang, siapa yang akan tenang ketika m
uinya, wanita itu hanya cemas jika Adi aka
ika mbak Arini menyuruh ma
emikirkan hal buruk yang
kin menceraikan aku karena aku punya anak
ra tetap tidak tenang
nya. Wanita itu tidak mendengar bayinya men
memikirkan Adi, Arini pasti tidak akan marah, Adi akan meyakinkannya kenapa dia
s Amira dengan
i pada
ini. Mobil Arini seketika terhenti. Dengan nafas yang tersenga
! Arin
ingga teriakan Adi ketiga kalinya menyadarkan Arini yang langsung turun
a M
ebenarnya hatinya terluka. Jangankan menatap Adi, melihatnya sa
ku bisa
g tadi ... yang baru saja menciummu. Siapa dia? Ap
asih
bayi, dengan penuh bahagia tidak mungkin jika kalian baru saja meng
i. Aku tidak bermaksud
un pernikahan kita Mas, jika akhirnya kamu berkhianat. Apa karena aku ti
Arini den
i meninggalkan Adi. Adi tidak bisa mencegah jika Arini tidak ingin men
ngendara lain yang hampir bertabrakan dengannya. Tangan yang gemetar semakin kaku mengendalikan bundaran stir mobilnya. W
ama kamu Mas
etika bersamaan dengan it
II
RK
*
a merah putih itu setelah tiba di rumah sakit. Sebuah brankar pengangkut pasien di keluarka
mengalami kecelakaan. Entah, Adi tahu atau tidak, teta
kenapa sangat
nya detik itu juga. Adi mengabaikan mobil Arini yang berada di belakang polisi.
rah. Salma baru saja keluar dari ruangan berjalan menuju meja resepsionis. Beberapa lembar data pasien ia serahkan pada seorang pera
a resepsionis. Namun, ketika seorang perawat menyerahkan beberapa barang mem
rga pasien," ujar sus
apa ini?"
kecelaka
penasaran dengan barang-barang itu apalagi ketik
ini Sastr
rak mengambil paksa kartu identitas dari tangan suster. Salma
ucapnya