icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kubalas Suamiku dan Maduku yang Benalu

Kubalas Suamiku dan Maduku yang Benalu

Penulis: Devi HS
icon

Bab 1 Sikap acuh

Jumlah Kata:1628    |    Dirilis Pada: 13/01/2024

ah habis Dinda belanjakan, Mas!" pintaku kepada Mas Iqbal, yang sedang memak

di kelurahan, sekarang Mas Iqbal telah diangkat menjadi pegawai Kelurahan setelah majikan tempat ku sering mencuci pakaian, mengetah

bah, yang dulunya Mas Iqbal tida pernah membentakku sekarang Mas I

berangkat bekerja, masih pagi kau sudah menjulu

ara Mas Iqbal cukup nyaring hingga membuatk

ku tetap saja masih merasa sakit hati, saat melihat ta

ku ke warung untuk berhutang lagi, Mas. Mas sendiri tahu jika hutang ki

kami yang telah menumpuk di warung Mpok Inem, yang tidak

pok Inem, tidak ada warung yang ingin memberiku pinjaman karena Mas Iqbal tidak pernah m

a kamu ingin melunasi hutangmu, sana kamu harus lebih giat bekerjanya, biar bisa menghasilkan uang yang banyak jangan hany

ru saja di katakan Mas Iqbal kepadak

yangkan pukulan ke arahku, bukan sekali dua kali aku menerima pukulan dari tangan Mas Iqbal kep

h sering Nela memahan lapar Mas. Apa pagi ini kami juga harus ke

sin di piringnya!" air mataku menetes saat kembali mengingat permintaan putriku, sembari aku menatap Mas Iqbal,

adik iparku, tidak jarang sisa uang Mas Iqbal habis untuk memanjakan selingkuhannya, yang

kamu ingin makan, lebih baik kau cari pekerjaan tambahan di luar sana jangan hanya mengandalkan dari upahmu sebagai bu

yang terjadi dengan Mas Iqbal sehingga bisa berubah seperti sekarang ini, apa ini karena Mas I

emua gara-gara kamu Dinda, jika sampai Mas kena omel dengan

jauh, yang kemudian melangkah melewati k

al, sehingga Mas Iqbal sudah tidak memilik

Nela

mata menatapku, mungkin karena Nela melihat sikap kasar Mas Iqbal kepad

Nela lapar?" tanyaku mengusap pipi putriku yang ber

emberi kita uang untuk membeli makanan pagi ini." ucapku membujuk putriku Nela, agar

, Melihat kepergian putriku, aku juga beranjak untuk keluar m

ah habis Dinda belanjakan, Mas!" pintaku kepada Mas Iqbal, yang sedang memak

di kelurahan, sekarang Mas Iqbal telah diangkat menjadi pegawai Kelurahan setelah majikan tempat ku sering mencuci pakaian, mengetah

bah, yang dulunya Mas Iqbal tida pernah membentakku sekarang Mas I

berangkat bekerja, masih pagi kau sudah menjulu

ara Mas Iqbal cukup nyaring hingga membuatk

ku tetap saja masih merasa sakit hati, saat melihat ta

ku ke warung untuk berhutang lagi, Mas. Mas sendiri tahu jika hutang ki

kami yang telah menumpuk di warung Mpok Inem, yang tidak

pok Inem, tidak ada warung yang ingin memberiku pinjaman karena Mas Iqbal tidak pernah m

a kamu ingin melunasi hutangmu, sana kamu harus lebih giat bekerjanya, biar bisa menghasilkan uang yang banyak jangan hany

ru saja di katakan Mas Iqbal kepadak

yangkan pukulan ke arahku, bukan sekali dua kali aku menerima pukulan dari tangan Mas Iqbal kep

h sering Nela memahan lapar Mas. Apa pagi ini kami juga harus ke

sin di piringnya!" air mataku menetes saat kembali mengingat permintaan putriku, sembari aku menatap Mas Iqbal,

adik iparku, tidak jarang sisa uang Mas Iqbal habis untuk memanjakan selingkuhannya, yang

kamu ingin makan, lebih baik kau cari pekerjaan tambahan di luar sana jangan hanya mengandalkan dari upahmu sebagai bu

yang terjadi dengan Mas Iqbal sehingga bisa berubah seperti sekarang ini, apa ini karena Mas I

emua gara-gara kamu Dinda, jika sampai Mas kena omel dengan

jauh, yang kemudian melangkah melewati k

al, sehingga Mas Iqbal sudah tidak memilik

Nela

mata menatapku, mungkin karena Nela melihat sikap kasar Mas Iqbal kepad

Nela lapar?" tanyaku mengusap pipi putriku yang ber

emberi kita uang untuk membeli makanan pagi ini." ucapku membujuk putriku Nela, agar

, Melihat kepergian putriku, aku juga beranjak untuk keluar m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka