Ratu Kerajaan MojaRaksa
ol ramuan yang dibawakan oleh Asoka di malam kemarin. Dengan merangkak berlahan-lahan, Nala berusaha mengambil ramuan yang ada di atas meja dekat tempat tidurnya. Belum sempat mengambil ramuan ters
usaha menghubunginya. Karena tidak ada yang mengangkat, orang tersebut p
ari Nala. Sesampai di kamarnya, dia melihat Nala yang sudah terbaring di lantai. Segeralah dia mengangkat tubuhnya dan meletakkan di atas tempat tidur. Sambil m
au bisa masuk ke rumahku?"tanya Nala dengan kaget."Minumlah ini dulu, setelah itu akan aku ceritakan semuanya kepadamu," jawab
idak risih dengan sebutan sebagai tunangan Asoka lagi setelah semuaperistiwa yang terjadi. Dia juga mulai terbiasa dengan galar baru itu. "Baiklah, jadi bagaimana kau bisa masuk ke rumahku?" tanya Nala penasaran. " Aku mendobrak pintunya saat tidak ada jawaban darimu," kata Asoka dengan santai."Apa?! Kau merusak pintu rumahku? Oh tid
rapat penting yang harus aku hadiri hari ini," kata Nala dengan sedih."Kau tenang saja, aku sudah memintakan izin sakit kepada bosmu," jelas Asoka dengan lembut. Nala menghentikan aktivitasnya dan berbalik menghadap ke arah Asoka."Apa?! Kenapa kau begitu mengaturku? Kau bahkan tidak menanyakan keputusan
Sesampainya di kantor, Regina langsung mengintrogasinya." Bukankah kau izin sakit hari ini? Kenapa kau ada di kantor sekarang?" tanya Regina saat melihat Nala masuk ke ruangannya."Aku sudah tidak apa-apa
dah menunggu kita sejak tadi," kata Regina dengan tenang. Nala mengangguk dan mengikuti Regina di belakangnya. Sesampainya di ruang rapat, ternyata Asoka juga sudah ada di sana bersama dengan kolega perusahaan tempat Nala bekerja. "Kenapa dia ada
Setelah selesai rapat, Nala terlihat sangat pucat dan juga lemas. Tetapi dia berusaha menguatkan dirinya untuk
at merasa geram dengan pria yang menggoda tunangannya. Diapun bergegas mendekati mereka untuk menjaga Nala."Jangan sentuh dia bung!" kata Asoka sambil menepis tangan pria tersebut."Hei, apa masalahmu? Kau siapanya Nala? Kenapa bersikap seperti itu kepadanya?" protes pria tersebut. Regina yang ada di belaka
an menyerah begitu saja," kata Eza dengan keras kepala."Sebaiknya lupakan Nala, dia sudah bertunangan dengan Asoka," kata Regina mengingatkan kakaknya. "Apa?! Kapan itu terjadi? Kenapa kau tidak memberitahu aku sebelum semua itu terlaksana?" kata Eza dengan sangat marah. "Aku juga tidak tahu semu