Janda Sebelah Rumahku
ng ke kantor. Bi Nonik yang biasanya selalu membuatkan dibuat bingung sendiri, Erika pun sama, tapi
to
mau antarkan kopi," ucap nya meminta izin
u Erika," sahut suar
tip. Melihat di dalam bukan hanya Ferdinand sendiri, tapi sedang mengobrol dengan seorang wanita membuat se
k tamu saya?" pinta Ferdinand yang tidak terkesan me
endengar suara gelak tawa dari dua orang itu. Saat menyimpan minuman nya di meja, matanya ini
nya, wanita ini kalau tidak salah yang waktu i
n tipis nya memperhatikan salah satu guru nya itu. Otomatis lamunan Erika pun terhent
i tidak mungkinkan Ia merasa cemburu? Punya hak apa dirinya? Sanking terlalu asik menyelami pikirannya sendir
berdiri di depan kantor Kepala sekolah? Jangan bilang ngintip
antah Erika lalu mendengus kasar. Tidak mau ketahuan Ia masih di sana,
, perut nya benar-benar lapar. Menu makan siang nya kali ini adalah soto lamongan, dengan sepiring nasi. Por
ia kopi?" pekik Erika tanpa sadar sampai menggebrak meja nya. Erika yan
ut. "Aduh kalau tahu hukuman nya gitu, mending aku setiap hari aja de
a Erika juga agak bingung dengan hukuman yang diberikan Pak Ferdinand tadi, apa
ga. Mungkin aja pacar nya atau istrinya," lanjut Erika lalu menyuapkan ma
dalam itu pacar nya. Aduh patah hati deh aku. Jadi penasa
r membatin. "Yang pa
*
bersantai bersama anak nya. Setelah menyimpan motor nya, Erika pun masuk ke dalam rumah nya sambil menenteng helm
e sandal yang hak begini de
angsung masuk ke dalam kamar, tapi telinga nya malah tidak sengaja mendengar suara beris
napa tetangganya itu ada di rumah nya? Parahnya lagi sedang berduaan dengan suaminya di dapur
a Ranti ceria yang lebih dulu melihat nya di ambang pintu
a sok manis. "Kamu pulang juga sayang, langsung mandi ya biar gak terlalu capek. Nanti kita lang
ekaligus merasa geram. Ia ingin marah pada mereka karena sudah bertindak berani, sudah pasti
memutuskan merangkul Erika untuk keluar dari dapur. Saat memasuki kamar, Erika langsung meng
kalian berduaan dari tadi?" tanyanya mulai menginterogasi. Kedua tangannya terlipa
g aneh-aneh juga," kata Dimas beralasan, ekspresi wajahnya
agaimana bisa Ia tidak berpikir aneh-aneh jika saat pulang bekerja malah menemukan suaminya berduaa
keluar kamar, membuat Dimas mulai dilanda rasa panik. Suaminya itu hanya diam