Gairah Citra dan Kenikmatan
tok
a cantik bertubuh kurus namun memilik
Suami Citra yang egois,
bu rumah tangga biasa ya
layboy Anissa yang suka main
ua mesum yang sangat j
*
ng ke segala penjuru arah. Sinar mentari berkilauan begitu indahnya, membawa kehangatan menembus awan.
irian di bangku teras rumah kontrakannya. Menatap kosong ke arah dedaunan yang beterba
H LEBIH BESAR… SILAKAN SAJA KAMU MINTA DIENTOT
n yang benar-benar menyakiti hatinya. Sepanjang pagi, berbaga
ng memulai… Khan tahu sendiri, suamimu itu tak suka jika dibanding-bandingkan dengan orang lain… Mungkin di
a, namun disisi lain, ia merasa capek dengan seg
laki lain yang jauh lebih baik darinya… Lebih mapan… Dan yang paling penting, lebih p
IIITT… TIII
? Kapan bisa bayar tunggakan rumah?
erusak suasana pagi harinya. Buru-buru Citra masuk kedala
aan baru. Semua perhiasanku sudah aku jual semua demi
arwan mencoba mencari tahu sebab istri
minta duit
um ada duit… Kamu coba ulur
r… Selalu saja p
a pemilik tanah… Semoga bisa dijadikan obyekan…” jawab Marwan sambil mengusap rambut panjang Citra, “Nah kalau proyeknya GOAL, mas
mas kalo ditagih teman-temen… Masih
Sekarang kamu bikinin mas kop
aja sen
ang kamu mau
apa… Aku sudah
ngambek nih cer
od
*
Marwan untuk menutupi kebutuhan rumah tangganya, hampir tiap pagi Citra harus berangkat dari rumah jam setengah 6 pagi supaya bisa tiba
ba mengajak Citra bercakap-cakap, “Jadi bisnya pada ngambek… Hehehe…” Tambahnya lagi. D
lakukan, “Dasar kakek-kakek cabul…”. Dengan cuek Citra terus menyantap sarapa
us mbak… ” Bisik lelaki tua itu pelan sembari menggeser posisi duduknya kearah Citra. “Tetekmu juga besar sekali… Gimana kalau pagi ini kita jalan-jalan dulu? Yah sedikit bersenang-senang gitu…” Ucap lelaki tua itu sambil mencoba mengelus-elus paha putih Citra. “Ak
ang kurang ajar itu kemar
enggaman lelaki tua itu. Saking kerasnya, orang-orang yang berada disekitaran halte seketika menengok kearah
is minta dientot, minta kepuasan, minta uang… Eeehh… Begitu udah dikasih, sekarang malah belagak lupa. INGET… Semalam, lo ngentotin KONTOL ini, KONTOL ini yang muasin nafsu birahi lo…
iak Citra makin marah, “
a lonte aja… Gausah jadi pembohong juga…” Teriak
murahan.” Gerutu Citra sambil berulang kali menurunkan bagian bawah roknya, supaya tak banyak memamerkan paha mulusn
gkin karena ia sering ngemil, tubuh yang dulunya kurus sekarang berubah menjadi semakin se
u menjadi santapan mata-mata mesum setiap lelaki yang melewatinya. Rambut hitam panjang, wajah cantik menawan, bibir tipis yang selalu terlihat basah, serta kulit putih yang mulus, selalu dapat membuat Citra
a berat seorang lelaki dari arah bela
suara berat itu, berharap bukan pria iseng lagi. “Ee… Eeeh Mas Seto…” Jawab Cit
terpana melihat ketampanan suami tetangganya itu. Walaupun mas Marwan tak kalah ta
angkat mbak…?
r, berjaket kain tipis dilapis kemeja, celana kain dan sepatu kulit. “Jadi ini pria yang selalu membu
nissa tadi pagi yang begitu mengganggu, teringat desahan orgasme Seto dan Anissa yang dapat mereka r
UH LEBIH BESAR… SILAKAN SAJA KAMU MINTA DIENT
i pagi. “Oke Mas… Adek bakal lakuin semua itu…” Uc
kali dipikirkan, apa untungnya bersakit hati melulu, lebih baik jika Citra menyikapi sakit hati itu menjadi hal yang l
to, “Mbak… Jangan melamun mbak… Haloo…” Sapa Seto
Kenapa mas…?” J
un… Disini ba
opet mas…. Wong aku orang
h… Mbak masih punya ban
g apaa
bil menunjuk ke arah
Citra malu-malu, sambil berusaha menu
kan dan tubuh yang indah… Bagiku itu tak ternilai mahalnya loh…” Puji Seto t
mu nunjuk-nunjuk
san, cowok mana sih mbak yang ga tertarik kalau melihat tetek
s jago gom
ooonk.. Kaya udah tua aja… ” Kata Seto b
et
jangan panggil
kamu lucu juga yaa…”
kok belum ber
Aku lagi
“Nggak bakalan dateng mbak… Hari ini supir-supir bisnya pada demo…” Jelas
n yang lebih cepat selain menerima tawara
a seketika itu langsung tertarik. “Ternyata… Seto
sam