Pembalasan sang dewa perang
empat kaki, melainkan dia mengunakan dua kaki untuk berjalan. Raikon itu terlihat
at lari kearah bel
igunakan oleh Raikon untuk menerobos masuk berada dibelakang Saliy dan Lia
jauh. Senjata itu melayang kearaah kiri. Raikon itu melesatkan cakarnya kearaahku dan beru
ukulan yang tepat kearaah mukanya. kenapa kepala raikon i
dengan ayunan cakar yang sangat tajam lagi. Beruntung saja
isi kiri, dengan langkah cepat Aku munuju kekursi kayu itu. Tanganku berhasil menggapainya,
earahnya. Dia mencabik kuris kayu i
at seperti tentara veteran. Dia menekan pelatuk peluru pistol melesat kea
ngu keluar dari tubuh raikon itu. Cipratan cairan un
kan aku karena tadi suda
mendapatkan maaf dariku," ucap Liana. Dia pun me
a. Sepertinya para kawanan Raikon it
elihat keadaan luar. Aku segera menggambar senjata untuk Liana. Setela
lir yang ada ditubuhnya. Alasanku memberinya senjata itu karena dahulu 02 sang
ng, aku akan keluar dan menghabis
sepertinya 200. Raikon itu tidak mengunkan senjata tentu saja aku keheranan
tindakaan yang konyol s
dikehidupanku sebelumnya. Tentu saja dia tidak tahu k
atir denganku, aku bisa menghabi
Raikon yang tergeletak ditanah. Sepertinya pilihan un
semua dasar s
disepanjang mata memandang. Memang benar pada saat ini kami berada didalam rumah yang
begitu mudah untuk dibunuh. Asalkan jarakku dengan Raikon itu
iba tiba sebuah pesawat helikopter muncul dari arah belakang Rai
mahluk itu seperti terpental. Apakah orang yang menaiki helikopter itu t
yang seperti tidak memiliki akal itu. Sekarang mereka tidak
eman temannya. Sebenarnya mahluk apa ini, kenapa Znfo mengatakan mahluk it
lah dengan mahluk yang tida
terdengar berkali kali asap hitam menutup jarak pandangku, lalu ketika asap dari ledakan itu menghilang
kami," suara yang terdengar keras
ertriak, "Saliy
menyadari sejak helikopter itu tiba. Suyukurlah aku beruntung mendapatkan rekan yang cakap seperti Sali
kami, lalu mereka menurunkan sebuah tangga untuk kami naiki. Aku dan kedua gadis itu segera menanai
nkah para Raikon yang bertambah jumbelahnya itu adalah Raikon yan
sar. Sebenarnya mahluk apa ini? Ken
itu segera berjalan kearaah kami. Mau tidak mau helikopetr yang akan kami naiki i
kami gunakan untuk naik. Goncangan dan hembusan angin membuatku m
i kita akan sampai dipintu
asuki helikopeter itu. Aku segera membantu para orang yang mengenakan pakaian tentara yang berwarna
a itu berjumbelah Lima orang, satu orang yang memegang senapan laras panjang m
enggerkaan helikopter dan pria yang ada disampingnya sepertinya yang bertugas untuk menjatu
u meminjam senjat
per itu kepadaku. Pada saat memberikanku seniper itu, Liana memenggang talinya. Ketika
ebuah benda yang seperti terpompa dijatungku. Ketika benda itu
ra menghentikan nafasku, cara itu sepertinya berhasil. Cairan itu berhenti tepat dijantungku, aku se
elatuk seniper itu. Sebuah peluru bersekala besar keluar dari seniper itu. Pe
kemudian Rakon itu terjatuh lalu kulitnya berubah menjadi hitam. Seperti apa yang dialami oleh Raikon yang aku lawan
a apa
am. Sebelum Raikon raksasa itu hancur seperti raikon raikon yang aku tembak tadi. Raikon yang berjubah itu menyerap mahluk itu
egera menekan pelatuk seniper lagi untuk membidik Raikon berjubah itu. Peluruku melewati cahaya laser yang dia buat. Peluruku mengenai
i akhir d