Orang Ketiga (Tidak ada kita, di antara kita)
yesakkan dada. Mas Alva tersenyum dengan begitu tulu
ga, padahal tadi Mas Alva melarangku mengantarnya. Dia dengan dinginnya menyuruhku lekas
enyum sekilas sebelum berlalu dari pan
va mengatakan Suni hanya sepupun
n lebih pantas disebut pasangan suami istri. Apa yang
mau ke
ee
lang kalau kamu s
ak ju
, i
lekas bersembunyi di belakang tubuh Suni saat tatapanku
a menyuruh Ello masuk ke kamar, sedangkan dirinya masuk
ya
kan s
noleh ke kiri kanan, memperhatikan ruangan k
. Ada
sti kesal karena
maaf atau melakukan apa git
dari sini. Mas Alva pasti ngelarang
ar saat telapak tangannya mengusap kasur. "Bukannya kamu sepupu Mas Alv
endu, dia menunduk d
n mereka en
aku lagi, Rum. Aku menikah denga
h!
ejak itu aku tinggal dengan Mas Alva dan orang tuanya sampai akhirn
gamati raut wajahnya yang sendu, sudut bibirnya t
anku dan buru-buru menunduk. "Mereka semua enggak peduli dengan
enggak akan tenang kalau
t Suni yang t
duli. Cuma harusnya kamu paham alasanku bilang gitu. Ap
r aku dan Ello, Arumi. Kami enggak punya siapa-siapa lagi. Ata
aja dia tetap tinggal di sini. Hanya saja aku akan me
ku tidak percaya sebelum dia men
a
ama dan meminta Mama untuk me
dan anaknya di sini. Hubungan yang retak antara aku d
a mertuam
sa bantu lama di sini!" Aku segera berdiri da
ama yang menunggu d
t kepadaku, beliau m
t di sini!" Mama hanya terseny
amu sudah
la sudah seminggu lebih dan aku
di antara kendaraan lain di jalan raya. "Kemarin padahal Mama
erlihat santai saja, dia bicara tanpa menunjukkan em
um kembali fokus menyetir. "Oh, itu
Beliau hanya mengangguk tanpa bert
an apa-apa. Terlihat gurat kekesalan di raut wa
ang dia s
ya
perc
rsenyum tipis dan menggeleng. "Mas
u bisa tany
g tengah, Suni bahkan melepas kerudungnya. Pagi tadi, M
ihat reaksi yang Mama perlihatkan. Pasti ada ses
pertama ketemu?" Atensi Mama beralih sepenuhnya ke
a, Ma? Ma
a lalu yang bisa dikatakan enggak baik-baik saja, kalau kamu tetap pilih dia, Mama cu
apa hubungannya dengan
*
ku perlu ha
annya di saat kondisimu yang enggak baik-bai
a apa-apa aku tahu dia pengin adik, lagipula aku ta
ra. Pemandangan yang terpampang jelas d
Mas Alva masa lalu yang harus dipisahkan. Namun, melihat dan mendengar sendiri p
at mengusap air mata dan memasuki rumah, seolah t
ah tahu lebih dulu ak
elah mengatakannya aku memilih