Jodoh Wasiat Suamiku
il yang tangannya digandeng erat. Ia kemudian menoleh ke belakang dan memandang ke arah mana Hesta memandang. Niken tahu per
dengan laki-laki itu, Niken tak melihat pergerakan Hesta. Lantas, ia menurunkan pandangan dan melihat sepasang bola mata bu
gi sama si
a Sean sudah mengerti apa yang terjadi, mungkin anak itu juga akan merasakan sakit hati yang tak terperi seperti yang dirasakan Hesta setiap kali melihat istrinya pergi bersama dengan laki-laki
sayangannya itu. Lalu, segaris lengkungan tipis terbit menghias paras tampan Hesta. Sedang tatapannya ia tenggelamkan dengan tatapan mata milik Sean yang begitu mirip dengan sepasang netra milik Aaron. Persis seperti Aaron. Mungkin hal itu juga yan
Sean," ucap Hesta men
dy saja yang meng
n itu. Po
m hati, sebab tak bisa ia katakana yang sebenarnya pada Sean. Meski Sean masih sangat dini, tetapi Hesta yakin anak itu sudah mulai bisa mengerti keada
n kalimat apa lagi. Setelah itu, ia hanya bisa mengulum senyumnya seraya menyentuh puncak kepala Sean dengan penuh kasih sayang. Jika dilihat-lihat, tak tampak sedikit
pala Sean setelah Hesta menyingkirkan tangannya. "Hm, Sean sudah sarapan?" tanya Niken berbasa-basi. Niken tidak ingin m
los membuat Niken merasa gemas. "Mau
e," jawab
ante, ya. Biar Daddy ke
sudah mengajak Sean sarapan di lua
ekarang, yuk!" Niken meraih tangan mungil Sean dan mengga
i," lirih Hesta sebelum melangkah
˚
bisa saja mengikuti mobil yang membawa tubuhnya menjauh. Namun, sampai mobil mewah itu belok dan memasuki jalan raya besar, tak satu pun ia temukan kendaraan roda empat muncul di
ujar Kelvan yang sebenarnya sejak tadi diam-diam terus memperhatikan per
tapan tajamnya. Namun, yang ditatap hanya membalas dengan senyum sing
Elora jika ia sudah menyeret nama Hesta di dalam topik pembicaraan mereka. Meski hanya sebatas bercandaan semata. Namun, anehnya Kel
juga merupakan teman Aaron itu selalu punya jawaban dan kalimat untuk menyudutkannya. Sayangnya, meskipun demikian Elora sudah terlan
i kapan kau ak
n yang entah sudah berapa kali laki-laki itu lontarkan padanya. Pertan
u adalah satu hal yang sangat sakral. Hesta sudah berani berjanji di hadapan Tuhan sebagai pasanganm
k mencintai Hesta
sa membuat Aaron bahagia?" Kelvan tertawa kecil. Ia mengalihkan pandangan sejenak pada Elora. "Tidak
as kasar yang ter
Padahal, siapa Sean? Sean bukanlah darah daging Hesta. Tapi, Hesta memperlakukan Sean tidak berbeda sepert
enjeda u
ta hatimu terbuka dan menerima Hesta
dua orang berbeda. Jadi, kau j
rempuan itu memang sudah mati dan ikut tertimbun tanah pusara Aaron. Alih-alih Kelvan akan dideng
itu masih belum terlambat agar kau tak menyesal lebih hebat lagi," ucap Kelvan menutup pembahasannya tentang Hesta dan Aaron. Lalu, laki-laki itu menepikan mobil
palagi tergambar kekesalan dan kemarahan di sana. Secepat itu perubahan ekspresi Elora sebenarnya. Nam
ereka memang adalah sepasang kekasih. Apalagi dengan senyum lebar yang terpatri di wajah keduanya yang mengiringi langkah mereka. Kentara sekali mereka tengah
Dan aku lihat ekpresinya tidak begitu bersahabat saat melihatku. Tapi, aku k
refleks menoleh dan melayangkan tata
agar Sean tidak melihatku dengan tatapan mengintimidasi," balas Kelvan. "Atau
jika kau lupa," ucap Elor
sudah tidak lagi menatap Elora. Ia mulai fokus mencari kopi mana yang
satu ayah. Dan i
, kasih sayang yang begitu tulus serta waktu yang selalu Hesta sempatkan untuk menemani Sean," balas Kelvan la
tkan nama Elora berhasil mengalihkan perhatian baik Elor
lo