icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jodoh Wasiat Suamiku

Bab 3 Pagi yang Masih Sama

Jumlah Kata:1307    |    Dirilis Pada: 30/08/2023

h dari orang tua Hesta. Mereka tinggal di sebuah rumah yang Hesta persembahkan untuk Elora. Namun, ditanggapi biasa saja oleh perempuan itu. Apa yang Hesta lakukan tak juga mampu menguba

h orang yang sama dan sudah tenan

kam waktu seperti keluarga lain pada umumnya. Yang ada dan terjadi di rumah itu hanya hening ber

m kamar mandi untuk membersihkan diri sebab semalam sudah melakukan hubungan intim dengan Hesta. Maka, itu adalah salah besar. Tidak! Elora tidak pernah b

ahat ternyaman yang sudah Hesta siapkan. Adalah kamar Sean, putranya. Ya, sampai detik ini Hesta tidak pernah menganggap Sean seperti orang lain. Ia menganggap anak itu sebagai putra kandungnya. Memberikan apa yang dib

a saja, Mbak. Tolong siapkan sarapan untuk Sean," ujar Hesta tanpa lupa mengulum senyum manisnya pada perempuan yang menginjak usia kepala tiga itu. Lalu, dengan sangat telaten ia membantu Sean mengenakan pakaiannya setelah Mbak Rini berlalu meninggalkan ruanga

gkok di hadapan Sean guna untuk mensejajarkan diri dengan

raih tubuh Sean dan membawanya ke dalam gendongan. Hesta dengan g

luar dari kamar mereka. Senyum tipis timbul tanpa Hesta sadari. Sampai saat ini, kecantika

ri gendongan Hesta. Sean lalu bergerak

ti-hati. Ia tidak ingin melihat putranya itu jatuh dan terlu

raksi pasangan ibu dan anak itu. Apalagi melihat senyum lebar Elora yang tidak pernah terbit untuknya. Hanya ketika Elora bersama

natap Hesta. "Sama Mbak Rini," sambungnya dengan nada datar. Lalu, ia memutuskan pandangan dengan suaminya dan kem

a mau main sama Mommy sebelum tidur,

banyak sekali, Sayang. Mommy

erucut mendenga

ak boleh cember

, Sayang? Daddy mau bica

at hubungan Hesta dan Sean sejauh ini. Mereka terlihat seperti pasangan ayah dan anak kandung. Ya, bahkan Sean lebih dekat dengan Hesta daripada dengan Elora. Bagaimana tidak? Elora jarang sekali memi

ap Elora. Kentara sekali

lu. Aku m

ara saat aku

bicara sekaran

memaksak

, kau tidak akan ma

nghindari perbincangan dengan suaminya meski mereka berada di dalam ruang dan

a. Jadi, pulanglah lebih cepat. Lu

Aku tidak bisa, Hes. Sampaikan

ora berucap. Perempuan itu tidak paham bagaima

g pahami pe

. "Memangnya selama in

a te

Tapi, apa kau paham dengan posisiku?" Hest

milih untuk tidak lagi mendebat ucapan Hesta. Lalu, ia b

eran sekarang. Sean saja yang memintamu pulang cepat karena butuh waktu bersamamu bisa kau tolak. Apalagi permintaanku yan

itu pada Sean bisa membu

njeda uc

melihat kau tidak bisa meluangk

ah bawa-bawa

belum bisa melupakan Aaron? Karena ka

. Kali ini lebih ke

ah meninggalkan dan dia ti

l

pi, kau juga perlu ingat bahwa Aaron tidak akan pernah pergi dari hatiku," tegas Elora dan b

i adalah pagi terburuk yang ia alami. Bagaimana tidak? Baru kali ini Elora sampa

ggelamkan tubuh istrinya. Tatapan Hesta menyedihkan. Tatapan yang selalu Hesta tutupi dari semua orang dengan tatapan tegasnya. Ya, Hesta pandai sekali berpura-pura selama ini. Ia tidak pernah menu

ad

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka