Jodoh Wasiat Suamiku
h dari orang tua Hesta. Mereka tinggal di sebuah rumah yang Hesta persembahkan untuk Elora. Namun, ditanggapi biasa saja oleh perempuan itu. Apa yang Hesta lakukan tak juga mampu menguba
h orang yang sama dan sudah tenan
kam waktu seperti keluarga lain pada umumnya. Yang ada dan terjadi di rumah itu hanya hening ber
m kamar mandi untuk membersihkan diri sebab semalam sudah melakukan hubungan intim dengan Hesta. Maka, itu adalah salah besar. Tidak! Elora tidak pernah b
ahat ternyaman yang sudah Hesta siapkan. Adalah kamar Sean, putranya. Ya, sampai detik ini Hesta tidak pernah menganggap Sean seperti orang lain. Ia menganggap anak itu sebagai putra kandungnya. Memberikan apa yang dib
a saja, Mbak. Tolong siapkan sarapan untuk Sean," ujar Hesta tanpa lupa mengulum senyum manisnya pada perempuan yang menginjak usia kepala tiga itu. Lalu, dengan sangat telaten ia membantu Sean mengenakan pakaiannya setelah Mbak Rini berlalu meninggalkan ruanga
gkok di hadapan Sean guna untuk mensejajarkan diri dengan
raih tubuh Sean dan membawanya ke dalam gendongan. Hesta dengan g
luar dari kamar mereka. Senyum tipis timbul tanpa Hesta sadari. Sampai saat ini, kecantika
ri gendongan Hesta. Sean lalu bergerak
ti-hati. Ia tidak ingin melihat putranya itu jatuh dan terlu
raksi pasangan ibu dan anak itu. Apalagi melihat senyum lebar Elora yang tidak pernah terbit untuknya. Hanya ketika Elora bersama
natap Hesta. "Sama Mbak Rini," sambungnya dengan nada datar. Lalu, ia memutuskan pandangan dengan suaminya dan kem
a mau main sama Mommy sebelum tidur,
banyak sekali, Sayang. Mommy
erucut mendenga
ak boleh cember
, Sayang? Daddy mau bica
at hubungan Hesta dan Sean sejauh ini. Mereka terlihat seperti pasangan ayah dan anak kandung. Ya, bahkan Sean lebih dekat dengan Hesta daripada dengan Elora. Bagaimana tidak? Elora jarang sekali memi
ap Elora. Kentara sekali
lu. Aku m
ara saat aku
bicara sekaran
memaksak
, kau tidak akan ma
nghindari perbincangan dengan suaminya meski mereka berada di dalam ruang dan
a. Jadi, pulanglah lebih cepat. Lu
Aku tidak bisa, Hes. Sampaikan
ora berucap. Perempuan itu tidak paham bagaima
g pahami pe
. "Memangnya selama in
a te
Tapi, apa kau paham dengan posisiku?" Hest
milih untuk tidak lagi mendebat ucapan Hesta. Lalu, ia b
eran sekarang. Sean saja yang memintamu pulang cepat karena butuh waktu bersamamu bisa kau tolak. Apalagi permintaanku yan
itu pada Sean bisa membu
njeda uc
melihat kau tidak bisa meluangk
ah bawa-bawa
belum bisa melupakan Aaron? Karena ka
. Kali ini lebih ke
ah meninggalkan dan dia ti
l
pi, kau juga perlu ingat bahwa Aaron tidak akan pernah pergi dari hatiku," tegas Elora dan b
i adalah pagi terburuk yang ia alami. Bagaimana tidak? Baru kali ini Elora sampa
ggelamkan tubuh istrinya. Tatapan Hesta menyedihkan. Tatapan yang selalu Hesta tutupi dari semua orang dengan tatapan tegasnya. Ya, Hesta pandai sekali berpura-pura selama ini. Ia tidak pernah menu
ad