Suamiku Ternyata Bos Besar
ika menikah membuatnya bahagia. Matanya menatap laki-laki yang di panggil dengan sebutan 'Yas' itu
a. "Hari ini juga, kalian nikah. Biar kakak panggilka
idak mempunyai banyak uang. Dar
sekarang? Kan bisa besok atau
sah tinggal disini lagi," Sandra meluapkan emosinya, ia tidak mau me
dang memanggil penghulu. Han
n itu, sepertinya Abyasa tampan jika tidak m
hay Abyasa sebelumnya. Ia lebih nyaman ada di rumah dan hanya ke
berapa, Mas?" Tan
p Imas. "27 t
tung Imas berdegup kencang.
... 20
pi, kenapa mau-mau saja menikah
" tutur Imas menunduk. Ia tau bagaimana penghasilan pedagang keliling, apalagi ikan cupang y
tu pasrah saja? Biasanya rata-rata wanita ingin
i uang 50 ribu, itu hasil jualan ikan cup
ana? Apa jau
Rumah bukanlah tempatnya pulang. Rumah adalah tempat yang penuh den
uang muka ke arah lain. Ia palin
dak enak hati. Kenapa Abyasa se-sensitif it
ngar suara Sandra yang sedang ber
Pak. Saya jadi saksinya
mana calon p
nya. "Silahkan masuk
buru-buru ingin menikahkannya? Pa
nnya?" Tanya Penghulu menatap
a menga
k apa-apa, yang terpenting itu sah dan niatkan ibadah karena All
uduk di kursi menyaksikan p
a nam
enyebutkan nama lengkapnya siapa. Lebih
ghulu beralih
Sula
agi. Ck, aku muak membiayai hidup Imas. Apa susahnya cari pekerja
*
qobul, Abyasa dan Imas r
mbalannya," Sandra memberikan ua
gga kalian selalu dalam ridh
i penghulu. Perasaanya justru g
pergi ke kamar Imas. Ia menge
andra memasukkan pakaian Imas dengan as
ri kamar dan mem
menunjuk tas. Ia menendangnya sedikit s
ekolahnya yang lama. Pasti di
endiri. Adik dan kakak tidak akur, dan
," ucap Sandra dengan tegasnya. Ia akan merampas rumah Imas dan mengalihkan nama
berhak tinggal disini. Rumah ini mili
u," jeda sejenak, Sandra melanjutkan berkata. "Hahaha, kakak yakin, kamu gak bakalan jadi kaya
kata apa-apa atau melawan. Ia paling tidak
" panggil
bertemu dengan mata Ab
senyumannya. Ia tidak boleh
mas. Jangan mengkhawatirkan uang atau apapun," ucap
orang kaya saja," Sandra melirik Abyasa dengan sinis.
ukur dari uang dan kekayaan," Abyasa m
ab omonganku?" Sandra tidak
makan," Abyasa mengambil alih tas yang di pe
lesu. "Terima
eh. Ia memperhatikan Imas, entah mengapa hatinya s
erdiri," sejak awal masuk ke dalam ru
dengan erat. Tubuhnya sedikit limbung dan h
erlihat pucat dan berkeringat. "Imas, k
kemarin, maka dari itu tubuhnya sedikit lemas dan tidak bertenaga. S