Tejebak Cinta Gus
yang tekenal dengan santriwan dan santriwati sangat pintar-pintar. Pondok yang bercat
engah berjalan terburu-buru ke arah Ndalem kare
uk
i atas tanah. Aqila menatap ke arah
g.
la yang tersadar langsung menundukkan pandangannya sambil mengucapkan istighfar.
sedang buru-buru, Gus!" ucap Aqila dengan gugu
hanya menatap datar ke arah Aqila. Tanpa menjawab permint
nafasnya. "Ya Allah, jantung saya!" ujar Aqila dengan mem
untuk piket!" kaget Aqila, lalu b
salamualaikum," salam Aqila deng
ah," jawab seorang wanita par
a, "Maaf, Bu Nyai. Saya te
dukkan pandangan. "Tidak apa-apa, Nduk. Kamu juga
ah semuanya lancar," jawab A
enyum manis milik Aqila. Wajah Aqila san
g melanjutkan masaknya. Bu Nyai duduk saja, biar Bu Nyai
a Bu Nyai Fatimah dengan memastikan, pasalnya Aqila hari
Aqila tidak masalah kok, lagi pula Aqila min
t Bu Nyai Fatimah dan mendapatk
a pintar memasak, karena Aqila sudah diajarkan oleh Umminya s
risi minyak panas. Dengan tangan yang lihai, Aqila mengaduk-
ya seorang denga
masak terlonjak kaget. "A
ertanya dengannya. Aqila menundukkan pandangannya
amu lagi masak apa?
Lana yang berumur 20 dan Gus Ilham yang berumur 24 tahun. Walaupun umur Gus I
us!" jawab Aqila yang masih s
. "Itu makanan favo
enal dengan sikap dingin dan tatapan tajamnya, tetapi berbeda sekali den
Ilham tidak tahu aturan dalam agama. Gus Ilham hanya membalas anggukan dan senyuman se
ang lelaki yang sed
. "Sejak kapan kamu di sin
. Awas, kak, jadi fitnah. Nanti kena hukuman pondok!" jawab Gu
ingin adik satu-satunya. Gus Ilham menoleh ke arah
jawab Aqila yang mendongakkan kepa
pergi dari dapur Ndalem. Jika Aqila berlama-lama di dapur Ndalem,
ng dan sudah di sajikkan di atas meja. Aqila berjalan ke arah ruang ke
n sopan dan menundukkan kepalanya karena di ruang keluarga tidak hanya ter
ta makan!" ajak Bu Nyai Fatimah
qila izin k
n. "Sebaiknya kamu makan di sini dulu saja, Nduk. Soa
ma sore, sedangkan jatah makan berada di jam empat sore. Tapi, jika dirinya makan di Ndalem
ersama kami," ujar Bu Nyai Fatima
alu menganggukkan kepalany
mah dengan tersenyum, lalu menggande
an menatap ke arah Aqila yang sedang mengobrol dengan Bu Nyai Fat
u samping kamu," ucap Bu Nyai Fatimah da
ya?" tanya Pa
palanya. "Iya, Pak Kya
ila. "Apakah Aqila sudah pernah dilamar
Kyai Rahman. Kenapa Pak Kyai Rahman bertanya tentang it
tau salah satu anaknya bapak ad