Wanita Di Dada Suamiku
strinya tadi pagi. Dia juga mengikutsertakan Haru yang merasa cemburu mendengar rencana sang Papa denga
yang masih enggan untuk memanggil Mariam dengan sebutan "Mama" bahkan saat-saat tertentu pun dia seolah enggan untuk menatap
a tampak malas untuk sekedar mengganti pakaiannya sehingga sejak suaminya pergi menidurkan sa
lum gant
s. Aku masih
a, "Kotor tau? Kamu baru saja dari luar tapi sudah tidur
sang suami melukai perasaannya kali ini. Mariam tahu suaminya adalah orang yang sangat be
." Dia meraih handuk dan m
" Adam masih menjawab meskipun
." Mariam membuka pintu, matanya
bentak kam
sana. Katanya, "Memangnya bicara dengan datar dan ketus itu bisa
li, sih?" Adam mendekat, dia merasa
diam
endadak seperti ingin
saja a
ya yang berotot tentu mampu mengalahkan Mariam yang berusaha untuk menutu
elum menganggap Haru
enganggap aku se
an, Mariam! Sosok Ibu dima
ang sama-sama menyala. Keduanya dikuasa
masuk aku." Mariam mendengus. "Kali ini bukan hanya sosok Ibu yang gak bisa te
dengan penu
bicara tentang Haru, bukan mendiang M
-setengah untuk
a yang agak meninggi. "Aku gak berni
u terdengar suara bantingan pintu yang keras, yang membuat Adam
*
an kamar mandi. Istrinya tak kunjung keluar membuat hatinya tak tenang. Te
mbut yang basah. Rambutnya mencuri perhatian sang suami, kemana rambut panjang yang hit
iam
masih tidak mau melihat prianya yang m
dia bicara. "Aku
memang status mereka sudah pasangan suami istri. Namun, kali ini rasanya berbeda, tak ada niatan Mar
Dia sangat yakin suaminya tidak akan tergoda, sebab Mariam tahu suaminya masih terbayang-bayang d
duk itu, menarik Mariam untuk di
ala di dada Adam yang detak jantungnya berirama dengan cepat. Mariam tahu suaminya sedang
erujar, tetapi tak ada
ang terdengar saat memilukan. Kala itulah Adam melepas pelukannya, melihat w
ir mata itu dengan sadis. Dia tak i
kat kepalanya. "Aku gak ingin bertengkar sekarang. Ada Ha
as kembali mengambil pakaiannya dan pergi keluar kamar. Mal
*
pa
at tubuhnya direbahkan, sang anak membuka mata sayup-sayup dan mendapati
berisi
. "Papa kok disini? G
a Ma
. Dia bahkan mendongak, menatap netra elang Adam. Mata bu
ina," katanya dengan ge
di membuatnya terbuka. Sudah delapan tahun tetapi Haru tak kunjung menganggap wanita malang itu seb
u panggil dengan se
ma Haru cuma satu, Mama Medin
itu oleh mantan mertuanya yang merupakan orang tua mendiang Medina. Apa mung
.." Adam menggantung ucapannya, dia memberi kecupan hangat pada telapak dan punggung tang
*