Merebut Cinta Suamiku
liurku sendiri. Aku hanya mengangguk dan memilih menunduk, rasanya bertatapan dengan matanya membuat bulu kudukku meremang. "Saya akan tetap menikahi kamu!" Ucapan enteng Mas Alva barusan membuatku seketika mendongak, menatap wajah datarnya bingung. Aku sudah mengira kalau dia akan mengatakan membatalkan pernikahan kita yang kurang dari satu jam lagi. Apalagi kami menikah bukan atas dasar cinta, tetapi karena neneknya yang memintaku menikah dengannya. "Mas, yakin? Aku tidak masalah kalau dibatalkan. Mumpung belum dimulai!" Aku meneguhkan diri, walau sebenarnya tetap saja merasa berat. Mas Alva menggeleng lalu menghampiriku. Dia meraih tanganku dan mengajakku pergi. Saat kami pergi menuju ke tempat pelaminan, aku sempat melihat wanita tadi memperhatikan kami dari lantai atas dengan tatapannya yang nanar. Wajahnya memerah karena menangis. Sesampainya di tempat kami akan melakukan pernikahan, kami sudah disambut Nenek yang terlihat tampak cemas. Benar saja, Nenek langsung mengomeli Mas Alva yang hanya diam saja dan membawaku ke tempat kami d