Pembalasan Arwah Seorang Istri
at Marni dan Sella merinding ketakutan.
serem banget?" tanya Sella dengan t
akutnya dengan Sella. Marni pun mendekap erat
gan. Tari mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. "Ta
berubah menjadi gelap gulita. Angin malam menghembus masuk ke dalam rumah dan menggoyangkan lampu hia
ke segala penjuru. Tapi tak menemukan apapun. Yang ada hanya suara menyeramkan itu terus terdengar hingga membuat teli
Sella terus mendek
a." Marni berusaha untuk membuat Sella tenang. Padahal dir
dan tertutup sendiri, Marni segera meny
matung saja? Cepat tutup pint
menutup pintu. Tapi, baru saja dua langkah, pintu itu te
? Apa mungkin ada hantu di rumah ini, Ma
ijaman modern kayak gini. Mamah gak percaya!" sanggah Marni mencoba membohongi Sella. Padaha
nehan demi keanehan terjadi di rumah itu. Budi yang bekerja sebagai sopir truk, jarang berada di rumah. Dalam satu Minggu, B
tak pernah percaya jika makhluk tak kasat mata itu ada. Meskipun malam ini, dengan jelasnya Marni men
su-suara apa? Suaranya s
nya? Kamu tunggu disini! Mamah
nnya. "Tunggu, Mah. Sella ikut. Takut!" Sella terus menempel
t melihat saklar listriknya tidak turun. "Sella, coba liha
anya, "gak, ah. Aku gak m
Sella. "Tari, coba kamu lihat, di rumah tetangga mati lampu
saat ini. Baginya, dengan adanya kejadian ini, ia bisa terlepas dari s
a Tari akan menghindar dari siksaan yang akan ia berikan pad
Marni, ia terus melanjutkan la
t rambutnya kembali
sama mamah, baru tau ra
l
han perih. Tangannya memegangi pipinya yang kembal
" jawab Marni yang kebingungan saat ia tidak bisa mengendalikan
a mulai berkaca-kaca. "Kenapa Mamah b
Mamah benar-benar tidak tau. Gak mungkin Mamah dengan sengaja menampar pipi kamu, sayang.
gendalikan tangan Mamah? Siapa, Mah
ini." Marni mendekap erat tub
anakku diganggu oleh makhluk tak kasat mata? Lalu kenapa deng
yang ia rasakan. Akan tetapi, otaknya tetap menolak dan tidak p
enampar anak kesayangannya dengan tangannya sendi
kegiatan kuliahnya. Berbeda dengan Tari yang selalu mendapatkan perlakuan yang kasar dari Marni. Tari sempat bertanya-tanya, apakah dia bukan anak kand
ukan kekerasan fisik kepada Tari. Marni begitu tergila-gila dan sangat mencintai Budi. Apapun akan ia lakukan untuk memp
gin segera membersihkan tubuhnya dan segera beristirahat. Ta
pintu kamarnya. Tari lalu menoleh menatap wajah Ma
gghh