Perjodohan Adiratna
aran dong," u
telponan dengan s
aku? Kamu kan tau sendiri kalau aku nggak pernah punya pe
ng di atas kasur, untuk menghilangkan bayangan tubuh Za
eriak tertahan. Seharusnya ia tak mengetuk pintu kamar
u menyesal karena telah mengetuk pintu kamar Zaidan. Karena itu j
iak Adiratna masih dengan ba
u bisa dengar teriakan kamu," suara Aisyah
dan menatap langit-langit kamar. Ia kembali
ng," renge
ang dari sisi Aisyah. "Jadi Z
ah tidak akan bisa melihat anggukannya. Tapi, tetap sa
eleponnya, dari tadi kamu sibuk sendiri tau," omel A
Zaidan masih ngg
satu sama lain melebihi saudara kandung. Aisyah banyak tahu tentang permasalahan Adiratna karena m
aku belum menikah dan belum pernah pacaran, aku nggak pernah punya pengalama
n ke depan dan belakang secara bergantian. "Kan kamu sering baca novel romantis, nonton dr
s atau drama dan film romantis bukan berarti dirinya bisa menerapkan semua itu d
el romantis, kenapa kamu
k m
lagi. "Ayolah beb kasih saran,
edetik kemudian, dia menemukan ide. "Gimana kalo kamu melayani
erut tanda kebingu
amu bisa cosplay jadi pelayan restaurant? Atau asisten pribadi Zaidan
t? Asisten pribadi
ah sambil mengang
gkan senyum lebar. Kini ia t
•
or. Kini ia sudah siap dengan jas berwarna abu serta
cermin. Menatap pantulan wajahn
n. Ia memiliki alis yang tebal serta rahang yang menonjol sempurna. Matan
hati jika melihat seorang Zai
. Namun, ia dikagetkan dengan kemunculan Adiratna y
t dan sedikit membungkuk
engaja wanita itu haluskan. Pria itu menatap penampil
an pelayan restaurant?" t
bil tas yang Zaidan pegang dan membawanya. Adiratna memper
ang wanita itu rencanakan? Tingkah pola
inan wanita itu, ia berjalan
makan, wanita itu menyiapkan
ay
hh
n, Adiratna sudah terlebih dahulu men
telah ia siapkan. Seolah memi
n wanita itu tanpa memprotes. Pria itu me
hanya diam menyaksikan tindakan Adiratna sampai wanita itu se
diratna dengan dahi berkerut. Ia tidak
na, seolah tau isi pikiran Zaidan. "Lagipula, kamu pasti tidak mau makan masakan aku. Dar
rbohong, kan?" tany
leng. "Tidak Tu
ya, ia lalu memanggil Bi
tergopoh-gopo
yang dihidangkan di atas meja.
Iya Tuan, saya yang masak. K
ngkat bahu dan tersenyum. Zaidan kembali menatap Bi Sumi la
. Untuk sesaat, ia melirik Adiratna seki
h pelayan anda yang juju
"Anggap saja kamu memang pelayan yang saya pekerjakan den
is. Wajahnya memang biasa saja, tetapi
dan untuknya. Pria itu benar-benar menganggap
proses untuk mencapai tujuan. Makanan instan saja membutuhkan proses untuk menjadi makan
ahui bahwa sebenarnya makanan yang ia makan adalah m
untuknya. Jadi dia tidak tahu rasa masakan Bi Sumi sebelumnya. Bi Sumi sendiri baru dipekerjakan di rumahnya
leh Adiratna. Adiratna lalu menambahkan nasi ke dalam piring dan memberikannya
jian yang Zaidan berikan, mereka tidak boleh makan di meja yang sama. Adiratna memilih untuk makan di sini saja,
letakkan piringnya di atas meja kaca di depannya. Meja kaca
ni, ia sangat suka duduk di sini. Seteru
makan dari sini, jadi dia bisa meli
angan oleh Adiratna. Zaidan mengalihkan pandangannya dari Adira
rdiri dan berlari menuju pintu, ia
mengenakan kaos kaki, Adiratna sempat
ratna dan Zaidan masih m
ia makan menggunakan tangan, mungkin bekas
ntuh Zaidan setelah bertahun-tahun
n menatap wajah Zaidan. Zaidan ti
putih rumah sakit umum.
tersebut dan mempersilahkan
ngsung masuk ke dalam mobil yan
mah besar itu. Adiratna hanya bisa menatap mobil
ya berub
engan perlakuan Zaidan, tetapi ia tetap ingin meng
kan masakannya. Walaupun ia harus berbohong terlebih dahulu agar
" teriakn
Sumi yang sedang mengepel. Bi Sumi terkejut saa
-lari! Lantainya li
m tangan asisten rumah tangganya itu. Ia mem
, jangan diajak lompat-lompa
bih erat daripada yang tadi. "Zaidan makan masakan Adiratna Bi!
s memeluk Adiratna dan mengangguk. Ia terharu saat melihat betapa senangny