icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jangan Ambil Papaku

Bab 3 Ketiga

Jumlah Kata:1014    |    Dirilis Pada: 09/07/2023

ihannya. Aku tau akan hal itu. Meski Mama menutupi dengan mengatakan tak

an membawa Wanita lintah itu ke mari. Dia ingin mempermalukan ku di tempa

riak untuk menarik perhatian teman-teman Bertha. Apa yang harus Bertha lakukan? Bertha

enghimpit dan membuatku merasa sesak, susah untuk menghela napas. Ku dengar di

nya pen

g. Apa yang menjadi pemikiran kamu memberi j

pernah jadi bundaku. Tolong Mama jangan pernah b

undaku. Aku tak akan pernah memanggilnya bunda. Sekalipun Mama yang menyuruhku. Ku haramkan mulutku untuk

maksud untuk membentak Mama. Bertha menye

u harus kuat. Kuat seperti Mama. Tapi, untuk saat ini aku belum bisa. Di depan

rus bisa jadi gadis Mama yang kuat! Ingat, Bertha! Sekali kita tampak lemah

menunjukkan kelemahan Bertha di depan Papa dan

i harapan Mama. Adik-adikmu masih terlalu kecil untuk bisa memahami ini semua. Ja

h dasar, sedang Leonel masih di tingkat awal taman kanak-kanak. Aku maklum mereka mau saja memanggil bunda ke Wanita lintah itu, karena im

Bertha men

ne berjanji untuk memberikan padamu besok. Karena dia perlu mengambilnya dulu di ATM. Sudah, jangan

janji, akan mem

, Sayang. Tuha

Ma. Tuhan member

telah terputus. Tapi aku masih enggan untuk beranjak. Aku masih ing

rene sosok yang rajin. Dia tak akan mau cuma duduk diam dan melamun saat sedang bertugas, karena menurut

sudah selesai

Irene, membuat aku yang

h, Su

idur. Oh iya, Bert. Tadi Mama kamu titip transfer ke Sus

ma juga sudah bilang pada Be

teman sekamarmu melihat sisa tangismu. Semangat ya, Bert! Tuhan tak p

Sekali lagi

a. Aku meminta ijin berbelok ke kamar mandi untuk mencuci muka. Benar

dah mengenakan piyama. Pastilah setelah seharian bertamasya, mereka meras

a mubazir. Ini aku punya roti kalau kamu masih merasa lapar. Kulihat kamu t

pai lupa waktu. Nanti ku makan ya rotimu, karen

sudah, aku tidur d

is makan roti

gar dekur halusnya. Kedua temanku yang lain jangan ditanya. Mereka tipe - tipe pelor, nempel lan

da Papa dan Wanita lintahnya. Pada caci maki yang tadi dia katakan untukku. Papa memang sudah banyak berubah.

umpatan dan caci maki selalu menyertai setiap ucapannya. Saat awal mendengarnya, aku menangis. Hatiku terasa sangat

tenggorokan. Kenyang. Kemudian aku bergegas berganti piyama, dan segera memanjat ke

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka