Obsesi CEO Mesum
ngembang di kedua mempelai. Ia maupun Ardhan begitu bahagia saat itu. Meksipun pernikahan mereka begitu banyak yang menentang terutama da
alkan aku sendiri? Aku rindu p
ata diiringi derai air mata yang
diri. Menunggu keajaiban datang. Berharap Ardhan akan pulang dan membelai rambutnya se
, aku butuh kamu,
Tubuhnya lemah, ia bahkan belum makan sejak tadi pagi. Tapi rasa perih di pe
. Aluna
inga Aluna. Terasa pula sebuah tang
bar mendapati sosok tampan, gagah dengan wajah yang
ap selimut yang menutupi tubuhnya. Dengan segera, ia m
amu pulang," ucap Aluna. Ia kembal
emberikan ketenangan dan ketentraman hati yang selama dua
on itu terdengar menyemangati. Aluna terus tergugu dan menumpahkan
g untukku. Mereka bohong. Pasti ini kejutan untukku kan, Mas? Aku bah
jah cantik Aluna. Mengusap air mata kepedihan
ta kuat. Jangan pernah menyerah dengan keadaan. Aku akan selalu ada dis
dengan tatapan yang dalam. M
anjilah untuk selalu bersamaku," lirih Aluna dengan bibir yang bergetar. Untuk pertama kali, ia mencurahkan isi hatinya tentang rasa tak nyaman yang ia alami selama ini. Biasanya sekasar apapun
sisimu, ingatlah istriku sayang, Mas selalu ada di hatimu. Berj
n. Aluna tak mengerti akan arti dari kata-kata itu. Hanya
rak. Aluna memejamkan mata. Membuang rasa pedih atas kenyataan hidupnya yang ternyata
NAAA
UUU
yung air yang disiramkan pada tubuh
n segera bangu
" tanya Aluna sambil men
ggang dengan mata yang seakan ingin keluar. M
? Saya panggil-panggil dari tadi kamu gak dengar. Dasar
ibu mertua sepagi ini. Ia melirik jam yang menempel di dinding. Matanya membulat
enyiapkan keperluan Mas Ardan. Aku ju
a. Tak sengaja, figura yang semalaman ia peluk
. Ia segera berjongkok dan memunguti
u. Sayang sekali diakhir hidupnya harus menderita seperti ini. Memiliki istri bodoh dan rendahan s
an tatapan tak suka. Ia bangkit lalu menghampiri mertuanya. Menyadarkan Nyonya Rat
ih hidup, Ma. Sekarang aku mau panggil Bu Ijah untuk memberihkan
ta yang membuat mertuanya itu bingung. Nyonya Ratna menc
AK
AK
pada menantunya itu. Ia pikir mungkin Al
sa perih dan panas. Meksipun Nyonya Ratna kasar padanya seja
luna. Matanya berkaca-kaca merasakan sensasi pa
Dan itu semua gara-gara wanita pembawa sial kaya kamu!" Seru
m dia pulang. Dan sekarang pasti sedang berada di ruang l
ejak tadi berkacak pinggang dan terlihat angkuh. Matanya berubah sendu. B
, ia akan kembali bersedih dan terpuruk. Apalagi jika
epatah kata pun. Hal tersebut membuat Aluna bingung deng
ng karena Mas Ardhan sudah pulang," ucap Aluna sambil mengen
n rasa pedih akibat tamparan ibu mertuanya tadi. Aluna berjalan dengan langkah ringan hendak meraih handle pint
tnya. Ini adalah kotak yang diberikan oleh pihak polisi setelah mere
ang kotak berisikan dompet, jam tangan da
. Untuk yang kesekian Kalinya,
in! Mas Ardhan masih hidup. Sema
h oleh air mata. Ia tergugu kemudian tertawa sambi
ila? Ya, aku gila. M
ambu