Aqnessia
tak lepas dari tatapan tajamnya. Pandangan penuh kebencian
kan pecahan kaca yang tajam dan bisa saja menciptakan luka jika terinjak olehnya. Tapi, Aqnes tidak peduli. Detik ini juga, dia bersumpah akan melupakan semua keluarganya. Keluarga yan
sisa u
celah
adaan Aqnes yang sejak lahir
a ini dipendamnya meluap saat ini, tepat di malam ia kehilangan seseorang yang ia cintai. Aldef, pria y
ankan, tapi semua tetap saja terlepas dari genggaman. Seolah takdir tak membiarkannya bahagia. S
tidak berdaya. Kepada siapa ia harus mengadu? Jika semua orang saja tidak ada yang peduli padanya? Seluruh keluarganya tengah bersuka cita akan pertun
ran Aldef dengan tangan terbuka. Keluarga sialan itu justru mendukung mereka dengan antusias.
b! Aku benci kalian semua
gan Julia dengan Aldef penuh kegembiraan, di sini
da yang
yang mempe
ih baik ia
*
eriah. Bahkan semua keluarganya turut hadir. Tap
a berpiki
yang harus ia lepaskan demi bisa mengej
kan? Aldef berani mengakhiri hubungannya dengan Aqnes juga karena ia berpikir, ia juga berhak bahagia. Saat ini y
ensi Aqnes dalam hidupnya terlalu berarti. Meski mereka sudah tidak bisa
a sejak tadi." Aldef memutuskan untuk be
idak melihat keberadaan putrinya itu. "Maafkan aku, Aldef. Sepertinya Aqnes ti
sibuk mempersiapkan pesta ini bersama anak-anakny
tinya sedikit kecewa. "Tidak apa kalau begitu. Aku justru akan merasa
menjadi menantunya itu, berusaha untuk menghiburnya. "Tapi, bukankah ada Julia? Kamu m
r." Aldef
getahui malam ini ia berhasil
menunduk, berpamitan. Dia pergi me
gambil handphone-nya, mencoba menghubu
i setelah cukup lama ia akhirnya mendapat respon dari sana
nuntut jawaban. Meski sudah mendengar sebelumnya dari Amanda, Aldef tetap
pa i
n sesaat. Dia
kamu
r. "Bisakah kamu jawab saja apa yang aku ta
. Dia berdesis menahan emosi.
siapa ia bicara. "Untuk apa menghubungiku? Buk
njadi sinis. Tapi dia tidak memperdulikannya. Saat ini yang ingi
rsenang-senang jika ka
k tak peduli. "Kurasa a
qn
ana." Sesaat, Aqnes mendengus dengan sinis. "Jika aku ada di sana, aku akan se
ia hanya merasa jika Aqnes masih menjadi sosok yang berarti di hi
es,
ni, pria itu sudah menjadi masa lalu. "Selamat atas pertunanganmu. Semoga dengannya, kamu bisa bahagia. Maaf jika aku tidak bisa menjadi so
idak menduga akan mendengar kata-kata itu dari Aqnes. Mantan ke
encint
an perasaan mengh