Cinta dan Dendam Sang Mafia
ia itu melirik kaki mungil Leonora yang melangkah tanpa suara. Fabio tersenyum kecil. Leonora bisa berbicara dengan semua gestur
tingkah Leonora yang cemburut ketika laki-laki itu memilih tidak memberikan pen
intahkan untuk menculikmu. Tapi tugas Kimberly ti
perpustakaan miliknya untuk Leonora. Mata perempuan itu langsung berbinar seola
embaca semua buku y
membuang banyak uangku untuk sebuah b
ki-laki seperti itu." Leonora menganggukkan kepalanya beberapa kali seolah meyakinkan Fab
nora yang berhasil memantik sesuatu dalam hati Fabio, sekarang kaki perempuan itu menggoda Fabio. "Cepatlah pilih buku yang kau ing
aktu lagi?" Leonora menoleh pada Fabio yang s
ora menyandarkannya pada. Fabio merangkul pinggang Leonora dengan satu tangannya se
enar kehilangan kewarasannya. Leonora segera berlari memasuki kamarnya. Fabio memainkan lidahnya pada pipi bagian dalam sambi
*
rbiasa aktif dengan banyak kegiatan. Leonora membuka pintu meminta pada Xavier untuk mengajakny
kolam air renang. Tidak hanya itu, laki-laki itu juga berdiri yang memperlihat
Apakah kau ingin b
a merona. "Tidak. Bahuku masih cidera. Aku t
an kepalanya memberikan satu poin lagi di kepalanya tentang keahlian Leonora.
i-laki itu. Fabio berdecak. "Aku penasaran kenapa kau selalu menghindar tidak ingin me
ubuh pria. Aku bahkan memiliki s
Dante itu?" Fabio menaikkan alisnya mendekati
dia berbeda dengan kau."
i jenis kelam
ilangan kata-kata. Perempuan itu harus menjeda kalimatnya untuk mengumpulkan diksi di kepalanya. "K
kataan Leonora lebih dalam. "So, dia tida
kan itu?" Leonora nya
n berk
dak berbohong soal itu. Tapi itu tidak berka
aja berk
i." Leonora mengge
berapa saat. "Apakah kau yakin pria b
r aku merupakan
tidak melakukannya? Miss Jarlinson, apa saja yang kau lakukan dengan
iatan kulakukan dengan Dante? Bahkan orang tuaku
u harus memberitahumu tentang kencan. Berdasarkan pengamatanku
t bergabung, Kami sering membahas banyak hal yang seru. Kalau Dante memiliki banyak waktu luang, kami berjalan-jalan di tama
saat kalian melakukan kegiatan itu?" Fabio
ya apalagi
eonora ingin membantah lagi tapi Fabio menginstruksikannya untuk diam. Anehnya, Leonora menuruti perintah laki-l
lisnya menunggu penjelasan lebih. "Maksudku, Dante pernah memelukku terutama saat aku mar
itu. Bibir yang sering membuat kesabaran Fabio hilang karena kata-kata yang dikeluarkannya. Fabio m
o berbisik dengan sebelah tangannya yang menggoda
h. "Dan apakah dia juga pernah melakukan hal ini padamu?" Fabio akan m
Leonora tanpa terkendali. "Kau keparat!" Mata yang membuat F