Kamu Adalah Keajaibanku
Tuan Muda mintai." Sekretarisnya itu member
kretarisnya itu. Tanpa menunggu waktu lama sesegera mungkin dirinya membu
an wanita itu?" tanya sekretarisnya tanpa berbasa-basi. Ia juga penasaran apa yang ten
a menoleh ke arah sekretarisnya. Ke dua matanya fo
ta itu hanya akan memanfaatkan Tuan Muda saja," saran sekretarisnya. Jelas sekretar
ar kertas," jawaban yang sangat bijak. Karena memang kita tidak bisa
~*
inari sepanjang jalanan kota. Dara samar-samar mendengar teriakan sang papa yang begitu keras memanggi
anya sepertinya marah besar padanya, tetapi Dar
ak
. Bahkan mamanya pun terkejut melihat putrinya mendapat tamparan keras dari suaminya. Dara sendiri ti
ar kamu!" papa Dara be
ya Dara yang merasa dirin
h memukulnya," sentak sang istri yang tidak tega
cil untuknya, agar dia sadar dengan apa yang sudah dia lakukan!" jelas suam
a bertanya lagi karena dirinya memang benar-bena
dari pihak kampus tentang semua foto-fotomu tersebar. Apa yang sudah kamu lakukan, Dara?"
an Papa selama ini? Papa dan Mama sangat kecewa denganmu." papa Dara mengeluarkan semua unek-uneknya, orang tua
lakukan saat ini adalah meminta maaf pada ke dua orang tuanya, karena memang semua itu a
pada putrinya. Dia juga memendam kekecewaannya mendengar kabar putrinya. Dalam hatinya juga, mama
melakukan apa-apa, Dara!" Papa Dara tidak henti-hentinya memarahi Dara. Jika itu kesalahan lain
erasa bersalah dan menyesal atas apa yang dia lakukan. "Maafkan
Apa kamu bisa mengembalikan semua yang terjadi? Apa yan
a sendiri pun tidak berpikir jika apa yang dia lakukan akan seperti
a dan Mama sangat kecewa denganmu." Dara syok
mana? Papa dan Mama boleh menghukum Dara, tapi tolong jangan usir
dan tidak melakukan hal bodoh lagi. Sebaiknya kamu pergi seb
a ..
otongnya lebih dulu. "Diamlah, Ma. Sesekali memberikan hukuman pa
apa Dara pada salah satu pembantu di rumahnya. Tanpa ber
tahu harus ke mana." Dara memohon pada sang mama untuk membantunya, tetapi mama Dara
engarnya pun segera keluar dan membawa tas be
emberikan tas terse
gh
pan Dara, "Cepat keluar dari sini, jang
a sang papa benar-benar m
t Dara keluar dari rumah. Baru kali ini sang papa bersikap kasar padanya, sebelu
an suaminya. Dara juga hanya bisa menangis dan memohon ampun pada papanya. Papa Dara
ingin melihat kamu lagi." Papa Dara kemba
!" sen
nya dan melangkah pergi meninggalkan rumah. Ingin sekali mamanya mencegah Dara, t
a lakukan, dia sadar apa yang di lakukan itu adalah salah. Dara menerima hukuman yang di