Wanita Dari Masa Lalu
Seketika kedua wanita itu menoleh. Tampak Bagas sudah berd
Lagi pula apa yang kalian ributkan? Kalian ini
eribu bahasa setelah mendengar perkataan B
s kepada Ratih yang ditanggapi d
amu nanya ke dia. Tangannya itu jahat."
ggak terjadi sesuatu. Mungkin salah ngomong kam
Apa pun kesalahannya kamu pasti akan selalu membelanya." Ada pe
Yuna. Di sudut lain ada senyum licik yang sudah terbit dari bibir w
esali perbuatanmu yang sudah melahirkan benih dar
di dalam hati. Irine kembali menatap geram ke arah Ratih Prameswari
i di kantor," ucap Bagas mencoba mel
itu, Bagas!" Bagas terkejut mendengar ka
amu ngomong
itu orang bodoh, Bagas! Bisa-bisanya
l
itu mengenai pipi yan
berubah seperti ini?" Teriakan Bagas menggema
r dari mulut Ratih. Wanita itu merasa sangat mal
apa
entikan a menoleh ketika ada suara
. Almero melihat ke arah Ratih sejenak lalu menebar pandangan ke
ka mengetahui Almero mena
ribadi saya?" Hening tak ada satu pun jawaban apa lagi bibir terbuk
a itu menggema seperti
lam karena teriakan itu s
merayakan hari diangkatnya Rat
kalau gadis itu akan berubah dalam hitungan menit hanya gar
mendengar perkataan Yuna. Sedang Bagas suda
sedikit terkejut Ratih mendongak mendapati m
ersenyum di dalam hati mengetahui itu. Dia sudah tidak sabar menunggu besok. Menungg
milik perusahaannya. Ternyata Irine Wijaya memang sudah memutuskan untuk stand bye di kantornya
. Laki-laki tampan itu melirik sekilas ke arah Yuna yang sudah past
ti langkah bosnya namun dengan cep
a mengangguk lantas kembali meneruskan jalannya. Yuna yang melihat
ak lepas dari pantauan Bagas yang
anat?" tanyanya dalam hati sambil
gan kan
Karena itu sangat penting!" Yuna mengangguk pelan meskipun di dalam hati rasa penasaran it
mengembangkan senyum ramah berharap ada kemungkinan
kamu bisa menuruti apa yang saya perintahkan." Nah! Senyum
rintah, Ibu. Percayalah sama saya." Kali ini ga
n itu akan segera kamu nikmati. Bagaimana sakitnya dicampakkan d
ro, tunangannya yang langsung menghubungkan mej
sung pergerakan yang dilakukan oleh tunangannya, Al
kan H
i telinga Ratih. Wanita itu hanya tersenyum manis
era menyambut kedatangan bos besarnya kembali tersipu manak
dan indah serta tajam. Siapa pun akan be
unya itu dia merasakan trauma yang begitu besar. Sehingga membu
aroma lembut dedaunan yang dihidu pada
ih untuk bergeming dan mem
u keras di dalam ruangan besar itu. Membuat k
lihat gugup menyadari bos besarnya sudah datang. Bagas sen
ki yang sedang menggendong tas sekolahnya berd
na datang bersamaan seolah mereka sudah