Wanita Dari Masa Lalu
as hanya tersenyum miring. Lega mendengar perkataan itu lalu memb
mberikan doa," gumamny
g dengan napas tersengal. Pria itu h
. Anaknya pun sehat. Kita sudah bisa lihat. Apa kamu mau
khusus ruangan bayi di rumah sakit itu. Di beberapa langkah sepanjang j
una sambil Melihat ke arah Bagas
Tapi lupakan saja, dia sudah pergi." Yuna mengangguk tanp
a melahirkan." Bagas menatap wajah suster itu yang lang
henti sejenak dengan melihat ke ara
r itu sangat gelisah. Yuna pun melihat ke arah s
ja lahir. Sahabatnya itu bernama Ratih Prameswari. Mana bayinya biar
Saya minta
ak melanjutkan
uatu?" tanya Dokter Ira. Dokter kand
Bayinya Bu
g. Dadanya bergemuruh dengan cepat mendengar a
r Ira pun terk
ak ada?" tanya Dokter Ira ikut panik dan merasa sedang
a ada panggilan di ruang kasir, Dok.
nculik bayinya Ratih!" Bagas histeris dan kalap sampai-sampai dia
menenangkan laki-laki itu dengan
a yang akan kita katakan pada Ratih nanti kalau dia sudah sa
g jawab atas semua yang terjadi hari ini." Dokter Ira berkata de
mencari kompensasi dari Dokter Ira. Wanita yang menyandang gelar Dok
nar-benar tegas d
aya. Kalau memang penculik bayi Ratih t
ta-kata wanita itu. Ada kera
enanyakan pada perawat yang lain. Saya rasa ini belum jauh." Dokter Ira segera bergega
akan kalau Ratih sadar?" tanya Yuna kebingun
g anaknya?" tanya hati Bagas dengan bingungnya. Hari it
daan bayi tersebut. Dari mengecek CCTV sampai menc
as. Kesedihannya bukan bertumpu pada hilangnya bayi Ratih saja. Namun dia yakin perempuan paruh baya yan
n kami,
ng per
inggal," ratap Ratih tersedu. Isak tangisnya terdengar pilu. Rasanya
a Tuhan berkehendak lain." Dokter Ira menunduk dengan lunglai. Ada air mat
a yang tertunduk dan tak
tih memanggil w
ampingmu," ucap Yuna sambil memeluk tubuh
h tampannya tampak mengeras. Dia paham betu
ya tidak ingin berharap banyak. Karena sepertinya kasus ini ben
ambil berderai air mata. Mata bertabur buliran ben
pihak rumah sakit. Anakmu berjenis kelamin laki-laki. Sangat tampa
tu dia melahirkan tidaklah sesakit kehilangan anak yang sudah
at menerima kenyataan bahwa putra satu-
kian mengalir di pipi pucatnya. Tanpa menyadari ada sepasang ma
aima
lagi kita lakukan." Ada senyum miring yang menghiasi wajah dan bibir laki-laki tersebut. Namun se
aja dari hati Almero. Dia tak menyangka kalau se
ki-laki itu menerbitkan seringai liciknya. Mesk