icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SUAMIKU MILIK IBUNYA

Bab 2 Chapter 2 (bukan salah anakku.)

Jumlah Kata:1260    |    Dirilis Pada: 23/06/2023

nuju ke dapur menyeduh air pa

erti mengunyah permen, sesekali dadanya naik turun sisa sesak tangisannya. ya tuhan. hatiku merasa teriris melihatnya, putri kecilku yang malang

sah hamil dan punya anak, gak punya asi sok-sokan pun

ingin Anaya bangun karena aku yakin saat aku mengucapkan sepat

susu bubuk kedalam botol itu setelah itu kurendam botolnya dalam air dingi

kan sendiri rasanya punya anak tapi mengurusnya sendiri." Ucapan ketus ibu mertuaku itu sudah menjadi makanan sehari-hariku selam

enganmu bisa membuat keluargaku bahagia, nyatanya aku harus kehila

yang dia katakan saat mencaciku, aku dan anakku penyebab dia kehilangan rumah. Pad

menangis lagi, aku hanya bisa menghela nafas dan pergi dari dapur, karena semakin disini ibu mertuaku akan sem

tinggal pergi, seharusnya kamu itu minta maaf dan mencari solusi bagiamana mengambil lag

k kedalam kamar untuk membaringkan Anaya. Da

nyesal merestui kamu dengan dia, bukannya membantu mertuanya malam bikin mertuany

gga yang mendengar ter

au dia belum ingin diam dengan sendirinya, membsntahnya akan semakin mem

eneknya itu, bulir air mataku mengalir deras meratapi nasibku yang seperti ini.

rbuka dengan kasar bahkan saat pintu bergesek dengan tembok terdeng

at melihat mas Rahmad berdiri di ambang pintu, aku yakin ibu pasti sudah mengadu

a membuat ibuku sampai marah seperti itu? Kamu ga

karena ibu marah-marah padaku, kasihan Anaya yang tidur mas, jadi aku membawan

kan ibu yang sedang menasihat

k bersalah mas!." Akhirnya emosiku sedikit meledak. Kalau aku sendiri yang di perlakukan seperti itu mungkin aku akan diam saja, ta

dak akan pernah hidup serba kekurangan seperti ini, ibuku pasti masih akan tinggal di rumahnya dan kamu pasti masih bekerja dan

a anak kandung kamu sendiri." Ucapku berlinang air mata, tidak habis pikir aku

ini, bagaimana bisa dia mengat

ahir di keluarga ini, kamu yang menginginkan dia jadi u

m br

au itu suara motor mas Rahmad, dia mungkin tidak akan pulang sampai beso

itu, bahkan Anaya terbangun dan menangis melihatku yang terisak, ana

ma kehadiranmu saat ini, tolong jangan benci ayahmu nak

beberapa kali ber

berkumandang beriringan dengan suara isakanku yang semakin la

mbil air wudhu. Dengan Anaya yang ku gendong di punggung

a di sampingku, dia anak yang lumayan faham dengan kondisi ibunya, saat aku tinggal menunaikan sho

dak pernah menangis saat a

padaku ini adalah sebuah cobaan yang ia berikan kepadaku, karena yakin aku bisa melewati semua ini, tap

ersedu-sedu me

lau engkau pasti merencanakan sesuatu di balik kepahitan yang engkau berikan sekarang, hamba

dap sang pencipta terlebih Dulu, siapa yang akan menyayanginya lebih dariku?. Makanya aku selalu berdoa un

sendiri dengan putriku, mas Rahmad sejak aku melahirkan memilih tidur sendiri di kamar

ya setelah Anaya tidur, saat dia ingi

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka