WILD OBSESSION
n menyiapkan makan siangnya, Ellea merenungi nasi
iran Ellea membuncah. Ia bertanya-tanya men
dia koma, tak sadarkan diri. Satu-satunya ora
, bagaimana kecelakaan ini terjadi? Tak a
tubuhnya. Jari-jemarinya yang bergetar kecil menampa
gitu kurus dan lemah, ia bahkan ti
gat apapun. Tidak peduli sekuat apapun ia mencoba mengingat
na
rasa bahwa dirinya sangat menyedihkan. Kehampaan merenggut dirinya membuat perasaa
tt
r dan membuat pintu itu terbuka sehingga menampakan
i kalau b
esai dengan kegiatan ber
berujar, sebab rasa sakit yang tertinggal masih menusuk kedua ujung bibirnya sehingga sulit baginya untuk meng
eon
ke sisi Ellea dan duduk di samping wanit
Ellea terenyuh. Entah bagaimana, Deon
u, Ellea pun menjawab pertanya
ih meja yang menjadi alas bagi nampan yang berisikan
letak meja itu supaya memuda
lea. Suap demi suap, Deon memba
ea dengan nada lemah saat Deon m
ng halus memberikan aura lembut, membu
at Deon di sisinya setidaknya membuat Ellea merasa aman dan nyaman
ea," jawab Deon. "Bagaimanapun j
kan dahinya saat mendengar jawaban Deon, ia tidak mengerti maksud Deon dan saat Elle
h bangun, aku akan membawa berjalan-jalan mengitar
Ellea meminum obat yang disediakan untuknya dan ia memejamkan matanya kembali s
an Ellea untuk berbicara kepada Deon sebelum akhirnya ia b
Ellea seraya tersenyum, "
. .
a! El
ut wanita itu me
ia berjalan jauh, semakin pupus juga harapannya. Di tempatnya
mbus kencang dan sinar mentari hampir menembus kulit. Meski begitu, s
di mana, tetapi ia meras
dengan lainnya. Ellea kemudian mengedarkan peng
aki yang tertangkap di gendang telinga Elle
! Hah
y
aki yang dipanggil Ayah itu, tetapi
un suara yang keluar dari mulutnya. Tidak peduli berapa kali Ellea men
ea
irih wanita
u puas
ekakkan indra pendengaran. Menyalahi dan menyerapahi
. .
ll
impi buruknya. Matanya terbuka lebar ketika ke
u ke
a dengan tatapan khawatir. Segera Ellea mengalihkan
sa begitu menak
ll
udah sedikit lebih tenang. "Tadi aku bermimpi bu
n begitu murung, wajahnya ditekuk dengan
ng memanggil Deon, dia ta
gatur ekspresi mukanya. Ia tersenyum tipi
ertinya aku terla
Deon, meski sebenarnya begitu banyak pe
n, siapa dirinya, da
berarti saat ini Deon bukanlah keluarga El
r di sini, aku akan meminja
ak banyak berbicara, masih mencerna k
Deon kembali ke ruangan Ellea de
an menengadahkan kedua tangan dan membaw
era melingkarkan kedua tangannya pada leher
ehilangan berat badanmu," komentar Deon sera
, "Tidak apa-apa, kita akan seger
i
*