Aku Dan CEO Nakal
idak mau lagi datang ke klab manapun beberapa bulan ke depan, karena tidak ada yang menjamin kala
asti lebih memilih menggulung diri di dalam selimut hangat
-temannya berkumpul. Dia merasakan seseor
terkejut ketika dirinya ditarik ole
ntu bertempelkan tulisan ge
seperti ini. Belum rasa terkejutnya hilang, ketika laki-
an dia berharap kalau tanah dibawahnya runtuh lal
arik lepas tangannya dari gengg
?!" tanya laki-laki itu
imu?" ulang Megan tidak perca
dengus. "Bukankah kau yang men
ing lalu dia melipat kedu
ikutimu? Yang harusnya bertanya itu aku. Kenapa kau bisa ada disini? Kau m
mengunci tanganmu? Atau bagian aku menendang b
nafasnya dan m
seperti ini? Menginjak harga diri or
sambil melihat kedua kakinya d
awah sini. Ah, apa semut itu yang ka
i hadapannya. Hal yang mengejutkan terjadi. Al
ng kemarin dan sekarang itu c
membiarkan dirinya direndahkan. Apalag
g tubuh Laki-laki itu dan melayangkan satu tamparan yang d
l
ja setelah ia tampar. Seakan tamparan tersebut hanya
tu menyentuh pipinya
ung belang!" seru Megan ketus lalu berla
rang yang baru akan masuk ke dalam kamar
kramanya kalau sampai aku bertemu dengannya lagi!" gerutu Megan sepanja
tidak berharap bert
^
Claire mengalihkan perhatian Megan dari layar ko
Dia memang belum bercerita pada sahabatnya itu meng
menceritakan hal memalukan itu. Apalag
an magang bulan ini pada Ed?" tan
aku menawarkanmu untuk sekalian aku kumpulkan. Ta
ani." Megan berdiri dari kursinya dan membuka laci kerjan
a kau melamun seperti itu, Meg." raut k
u bukan hanya kepada Megan, tapi juga Ta
egera memberikan ini pada Ed sebelum ia menge
inggalkan Claire yang masih
pat menuju ke pintu yang ia dan seluruh karyawan divisi yang sam
, ia mengetuk pintu di ha
o
o
o
a Ed terdenga
le
i hadapannya perlahan
ya, karena Megan melihat Ed tida
n laporan magangku untuk di tanda tangani bos be
iri meja Ed untuk menye
re juga sedang di tanda
memperhatikan perubahan ekspresi laki-laki di hadapa
a satu laporan lagi yang
panggil Mr. Tyler tadi sedang duduk mem
ngkin ia merasa familiar dengan Mr. Tyler yang bahkan office boy juga
d perlahan. Lalu bibirnya bergerak, menimbu
, Ed." Megan langsung berbalik
gkahnya kembali terhenti tak kala suara bariton yan
eg
ka hatinya berperang dengan aka
gar suara bariton itu tadi, perkiraannya salah karena nyatanya, matanya semakin melebar melihat laki-laki yang
tidak merasa berhutang
indasan yang ditujukan pada wanita
aki hidung belang yang sialnya bernama Mr. Tyler dan berpotensi sebagai Atasan dari atasan dari atasan atasannya ini sedang
ba mencubiti lengannya dengan kuku jari, maka Megan tahu kalau dirinya sedang ber