WIBU VS KPOPER
dengan mudah di atas pundak. Membawa masalah dari rumah juga bukan opsi baik, sebab siapa, sih, yang mau berurusan dengan manusia banyak masalah
Ternyata novel-novel picisan soal move on itu benar adanya, bahwa peralihan semacam ini kadang masih menyisakan sesuatu di hati. Seumpama penyakit yan
Bukan hal menyenangkan, tentu. Jadi, di halte bus pagi itu, menyusul kendaraan besar
ranye kesukaannya. Beberapa orang mulai ikut memadati halte yang dia tempati, sampai seseorang duduk di sampingnya dan setengah mengusik, bahu mereka menempel dan Nara tidak senang dengan sent
wajahnya tampak kikuk kala menelurkan sebuah tanya, "W
sama, berpegangan tangan, persahabatan yang tampak hangat; lalu ada sebagian orang pekerja seperti dirinya yang sedikit-sedikit cemas melihat jam tangan, barangkali takut terlambat, serta sisanya adalah segelint
h dengan dasi necis itu, Nara sampai melepas headset yang terpasang di telinga kirinya untuk mende
aa
ih-alih segera merespons, yang Nara lakukan adalah meneliti orang ini terlebih dahulu. Tentu saja seseorang yang asing, entah dari mana
un lalu sejak dia bekerja di kantor tempatnya menyambung hidup sampai sekarang. Nara juga bukan selebritis terkenal yan
lah berdiri, cenderung lari, sebelum diikuti oleh yang bersangkutan bak anak anjing riang mengekor sang majikan. Satu menit berikutnya
skan dengan awalan; "Kamu bel
setengah malas menanggapi saat tangan si gadis segera memasukkan m
gan senyum yang tak pernah lepa
erkemeja biru laut itu menandaskan, "Saya tid
melanjutkan dengan nada yang masih sama, terdengar tak percaya, "tapi kita baru saja bicara beber
rang bernama Alan sebelumnya jadi jelas kita bukan kenalan lama." Kali ini, sempurna mengalihkan atensi, Nara langsung bertany
, satu embusan napas terdengar bersama dengan wajah penuh kele
rnama Alan tadi tampak sedikit kehilangan. Nara bahkan tidak berbalik menatapnya saat Alan mene
mkan," tukas
pir memelas kali ini. "Padahal respons alami orang biasanya langsung penasaran, la
n terganggu, Nara akhirnya kembali bertukar tatap dengan pria menyebalkan yang membuat rasa kopi di gelas plastiknya jadi kurang ma
kali, lho, hati
engan lagak sama tenangnya. Tapi, selama sisa perjalanan, pria di sampingnya hanya terdiam memperhatikan dengan teliti, seperti enggan ketinggalan sesuatu. Nara enggan berasumsi
Aneh s