icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

CEO Saja Tidak Cukup

Bab 6 Sah

Jumlah Kata:1456    |    Dirilis Pada: 21/12/2022

Kita perlu mengirim berkas ke pengadilan agama

Bapak hanya tinggal mengajukannya. Bukankah Bapak punya koneksi di pengadila

a yang cepat, tangkas, dan tepat sasaran. Mungkin instingnya sudah terlatih sejak menj

a anak saya untuk menjadi saksi, dan silakan Na

mau mahar apa

ku .

Sayang. Ap

belum siap denga

terseret dalam arus pikiran masing-masing. Semuanya terjadi begitu cepat.

eka. Sempat ia berpikir pernikahan mereka akan digelar dengan penuh bahagia. Dihadiri banyak kiai dan diberkahi dengan hujanan

-besaran. Dihadiri seluruh kolega maupun pesaing bisnisnya. Seolah dirinya ingin mengatakan kepada se

aku pun belu

as?" sahut Naya dengan suara agak tinggi lagi. Dad

ung tangan Naya yang mencengkeram gamisnya kuat. Beberapa menit kemudian hanya hening. Mereka kembali terdiam da

rapi dengan sarung dan pecinya memperhatikan Anam dan Naya lekat. Seolah penasaran dengan wajah-wa

ah siap,

mengangguk lemah. Diserahkannya seluruh uang yang

akan hatinya yang kembali nyeri. Merasa deolah dirinya perempuan penghibur yang d

Naya

k ketika wajah Abah dan Uminya lantas menggentayangi pikiran. Sekarang dirinya mengakui bahwa orang tuanya itu mungkin benar. Sebagai malaikat penjaga, Umi dan Abahnya jauh hari

Naya

angis di pipi. Memberi anggukan sebagai jawaban tanpa berani mengangkat

inkan anda dengan Inayatul Maula binti Romo Kiai Haji Nashihul Amin

Maula binti Romo Kiai Haji Nashihul Amin

mana s

ah

as mencium punggung tangan Anam takzim sembari tersedu-sedu. Sedih, kecewa, bahagia beradu satu memenuhi ruang dadanya. Ada sedikit lega setelah sehari penuh sesak itu meng

terisak-isak itu pada dada bidangnya. Tangis itu perlahan mere

ilakan diminum tehnya. Bu g

nam sembari menatap layar ponsel. Sudah hampir ratusan pesan dan puluhan panggilan yang belum sama seka

mengirim orang untuk mengurus surat-suratnya. Se

istrimu. Jangan sekali-kali kau sakiti dengan tindakanmu yang sewenang-wenang. Dengarkan dia. Setiap orang punya sisi salah dan Mbak Naya berhak mengingatkanmu untuk itu. Setelah ini, apa pun itu, selesaikanlah setiap masalah dengan du

rasa bahwa Pak Ali sungguh benar-benar mewakili Abahnya. Seorang ayah yang menitipk

o,

kembali sampai akhirnya merebahkan punggung masing-masing pada sandaran mobil. Anam l

Bersiap menghadapi masalah selanjutnya yang telah menghadang. Anam tampak masih sibuk memperhatikan jalanan.

erkejut dengan kegilaan-kegilaan pasangan baru itu. Bisa dibilang hari itu adalah malam

ah memulangkanmu k

ya. Lagipula dua kekasih itu kini telah resmi menjadi suami istri. Bayangan tidur di kasur sudah memenuhi pelupuk matanya sa

masuk kontrakan mereka. Sempat mereka berpelukan sebelum akhirnya Rofi b

belakang. Mengulurkan tangan pada gadis yang lekas beranjak. Me

k memandangi suaminya, sedangkan Anam fokus menyetir. Masih canggung

ang. Anam lekas mematikan deru kendaraannya, mengunci setir kemudian melepas sabuk pengaman. Beberapa menit,

am bunga di sisi kanan kiri rumah. Bangunan berpilar-pilar raksasa yang saat itu tampak begitu gemerlap dengan temaram lampu k

agu Naya menjejakkan kakinya keluar. Detak jantungnya mulai berdebam l

u yakin

ksu

n Mamamu sama de

melarangku dekat atau me

u tiba-tiba? Tanpa mengabari dan meminta izinny

megang kedua bahu Naya. Membuat tatapa

yang akan terjadi, aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanm

a. Sejenak ada ketentraman ketika dirinya menyandar pada

ng Naya sampai di hadapan pintu jati besar yang tertutup rapat. Bel yang dipen

ar-kabar juga. Kebiasaan kamu itu, Mama ini

ini s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka