Second Marriage With The Perfect Husband
anda telapak tangan merah yang ad
ukan ini padamu," tanya
ang melakukannya kepadam
ini, aku bingung, "Nisa aku ...." Pada
Nisa tahu kalau tebakan mereka tidaklah salah. Me
tangannya. Ponsel itu sampai hancur karena kekuatan kak Devan ya
melakukan ini, Rahendra, suam
pelan tanpa b
, teganya dia melakukan ini kepadamu," Ucap Nisa yang terl
rat, menumpahkan segala ke
, kami sudah ada di sini bersamamu, "
pergi ke rumahku
rumahku saja," sahu
isa pun setuju,
u rumah kak Devan, tel
rir
u itu adalah mas Rahendra. "apalagi yang ingi
saat mengangk
pulang!" Teriak mas Rahendra
apa pun aku men
itu dia?" Tanya Nisa de
e rumah," pintaku
ai
long,"
mu tadi dia?" Tany
aku, tolong,"
ggam erat setir mobil. Aku tahu, kalau dia sedang diliputi emosi. Aku tak
bahuku dan memelukku, dia mencoba menenangkan aku. Nyaman rasanya, di s
pan rumahku. Aku merasa gugup, t
ling bahagia untukku, sekarang malah
riku dukungan tak kasat mata. Berkat itu
ahadapinya dengan beran
ie
na sudah ada mas Rahendra dan
an yang langsung masuk untuk m
a tak takut seperti biasanya. Aneh, batin
kak Devan yang akan sa
saya khawatir semuanya akan menjadi makin sulit,"
mur hidupku pun, aku akan menghabisimu s
di penjara, aku bukan orang yang akan berbelas ka
pintaku pada kak Devan. Aku takut mas Rahe
i Na
turuti aku,"
ya yang sudah siap untuk memukul mas Rahendra. Kak Devan ju
nggeleng sambil melarang kak
ya, kak Devan terpaksa menurut u
mbali mengangkat tangannya u
ak
a berteriak dengan
sakit dengan tamparan kecil itu, heh lemah
pa maksud
ini sudah merupakan kebaikan kakakku, bukankah kau tahu, dia bahkan bi
sar wani
tahu bersyukur! Kau benar-benar sampah
au
in merasakan tamparank
kan untuk tidak mempermasalahkannya. "Hm
inta mas Rahendra
segera memberi surat
t Ce
imaksud oleh mas Rahendra i
. Mas Rahendra langusng menandatanganinya segera
e
cur begitu saja kah, pikirku dengan mata berkaca. Dari awa
ini dengan berani. tetapi entah mengapa aku merasa sangat lemah. Rasanya aku tak sanggup men
sa aku sudah sampai di hadapannya. Berkali-kali kupinta pa
api dia tak peduli sama sekali, dengan se
ak mengenalmu sama sekali," ucapku lirih. Ra
tanda tangani surat cer
hm baiklah, seperti yang kau inginkan," ucapku
at sangat senang. Aku benar-benar tak habis pikir dengan sikapnya ta
l mengusap bahuku. Aku merasa lebih tenang karena ada kak Deva
dari sini!" tegas Nis
a kuduga mas R