Can I?
un ke
istimewa dari hidupnya, malah terkesan biasa saja dan tidak ada yang spesial spesi
semakin terbiasa, dan bahkan dia seperti sudah kebal dengan semua cacian dan hinaan oleh orang tuanya. Dan yang lebih parahnya lagi, Gisel seperti mati rasa, tidak ada air mata yang jatuh s
siap." Ucap Gisel sambil me
ja." Ucap Alina sambil keluar dari kamarnya. Gisel hanya diam, karena
ng makan ternyata disana sudah ada orang tua mereka. Dimeja makan itu suda
" Sapa Melind
i menyapa. Setelah itu dia d
yapa, dia bukannya tidak sopan, hanya saja dia ta
mama ada rapat pagi ini, dan kebetulan it
ma, kasihan jika dia harus naik a
awatir. Dan kamu! Jangan terlalu manja dengan kakak mu ya, kamu sudah cukup
, lagi pula aku tidak masalah mengantarnya, mama kan juga suda
kan perkataan mama, kamu pergi ke kampus dengan
a Gisel tidak bisa menikmatinya, dia juga anak kalian, cukup memperlakukannya seolah dia itu adalah mu
li
el adalah anak kalian, kalian yang seperti ini
s dari Melinda tepat di
cap sang kep
ngaja sayang." Ucap Melinda
baik lanjut makan." Ucap D
membelanya dan orang tuanya yang tidak terima jika dia dibela. Sebanarnya Gisel juga masih bingung, kenapa orang tu
na, dia masih berdiri dan memegang p
ahas ini, ada apa dengan kalian, kalian ingin aku menjadikan kal
tar kamu." Ucap Alina yang kemudian berjalan pergi dari ruang mak
pasangan suami istr
menggunakan kekerasan pada Alina.
ina, baginya anak yang dia miliki
lalu membela anak itu, dia tidak tau s
i jika lain kali aku melihat kamu berbuat kasar pada Ali
, aku kan hanya terbawa emosi."
ina adalah segalanya, bahkan kamu tidak akan
bisa posisi ku dan anak ku berbeda
han disini karena anak ku, Alina, bukan karena aku menyukai mu,
manggil Devan, tapi Devan tidak me
anak sial itu, i
h ada, harusnya dia ikut mati
tungan." Ucap Melinda lagi. Kemudian d
*
ucapan mama." Ucap Alina ditengah
Jawab
t bicara." Ucap Alina yang k
dak ada orang yang perhatian dan sayang pada adiknya selain dirinya. Dulu Gisel memang sering mengeluh padanya, tapi saat ini, semakin hark, Gisel seperti tidak perduli dengan semua itu, dia
kamu jangan takut, biar pun manja, kakak mu i
menyuruh ku mengandalkan mu." Ejek Gisel. Walaupun dia dingin, tapi
berjuanglah, sisahnya biar aku yang urus." Ucap Alina percaya diri. Gisel hanya diam, tidak menanggapi ucapan Alina, hingga mobil yang mereka kendarai sampao didepan gerbang sekolah Gisel