Aktris Kesayangan CEO
ku, Kim Yuna. Dan kabarnya
manajer memang tengah berkencan dengan gadis cantik bermata sipit dan berbohong mengenai kondisinya yang sedang sakit. Di toko perhiasan itu, Danny justru terlihat sangat sehat
RENA,
ntung Samuel bergerak lebih cepat dan segera menarik gadis itu ke pelukannya. Melihat gadis itu tampak hancur, Samuel menge
har
i? Kenapa kau memperlihatkan semua itu padaku? Kau ... bajingan!" umpat
ian mengelus pundak Sharena yang naik turun karena isakannya. "Kalau memukulku bisa membuatmu lebih ba
askan!" titahnya sembari terisak dan
atap wajah Sharena yang tampak kacau dan matanya sem
terpaut dengan lelaki itu, "Hari ini sudah cukup, aku akan pulang sendi
aku yang menga
uh dari posisi mereka saat ini. Gadis itu memberi perlawanan, namun karena tenaga Samuel lebih kuat,
emenmu sekarang
adi tadi juga bukan berarti Samuel tahu dan sengaja memperlihatkannya pada Sharena. Yang lelaki itu tahu, sepupunya Yuna memang baru saja pulang ke
ung
yang tampak duduk di cafe yang ada di pinggir jalan tidak jauh dari mall tadi. Gadis menghela napas, ia kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dan
lo D
a apa?" tanya lel
arang bagaimana
dah cukup membaik. Hm ... kau sedang di
gah mengaduk minuman, "Aku tadinya ingin menjengukmu ke apartemen,
ren. Aku juga masih berselimut di kasur sekarang," jawab lelaki
n isakan yang hampir keluar, namun ketika gadis itu mengatur
ku sedang menemaninya dan sekarang akan mengantarnya pulang ke aparte
ni
leh ke arah Sharena yang tengah mendongakan
au begitu. Nanti ak
tidak enak badan bukan? Lebih baik kau juga istir
oleh Samuel, Sharena segera merebut
membaca situasi?" tanya gadis itu kesal
engarahkan pandangannya pada Danny yang tampak kebingungan. Sebelum m
*
a yang hendak turun dari mobil, namun Samuel l
kalau kau hanya sendirian di sana," ucap lelak
idak perlu, ak
enggelengkan kepalanya, "Tid
ntai apartemen milik Sharena. Mengenai info dasar tentang masing-masing, dirinya dan lelaki itu suda
Ti
mor 404 sudah ada di depan mata. Namun ada hal yang mengejutkan di mana di depan kamar Sharena sudah ada tiga ora
pria berkepala botak yang langsung m
h pergi," titahnya yang langsun
i yang saat ini sudah pergi meninggalkan mereka berdua. "Mereka itu siapa?" ta
esan ini." Samuel menunjukan paperbagnya dan menaruhnya di atas
banyak makanan yang sangat lengkap dan semuanya sangat g
luarkan makanannya. "Itu tidak penting. Yang terpenti
an untuk makan siang. Meskipun lelaki itu menyebalkan dan sering bertengkar dengannya, te
pa, tetapi terima kasih banyak," ucap Sharena s
rtawa samar kemudian berdiri berhadapan dengan Sharen
a, "Tidak perlu. Lebih baik kau pulang, aku masih i
nya tidak cukup?" tanya Samuel sembari
iubah. Menangis seminggu saja kurasa belum cukup," ucapnya sembari tertaw
nar pergi lelaki itu berucap, "Fakta itu memang tidak diubah, tapi kau bisa mematahkannya dengan jat
Kehadiran Samuel di sini memang cukup membuatnya lebih baik, tetapi patah hatinya teta
*