Suami Unlimited
sementara kamar Flara tertutup rapat, sekarang hampir mendekati jam sepuluh dan hujan
bohidrat serta kawan-kawannya, Indra baru teringat jika kesibukan
si satu liter beras tersebut kosong melompong, setidaknya tanpa perlu dibuka pun Indra
dra bertanya-tanya, ia tak memusingkan hal itu, Indra membuka kul
gung, seledri, telur serta sebungkus sosis. Indra men
mengupas wortel, ia tak lupa memasang apron, pria itu
ang, ia mengeluarkan sebuah mangkuk dari lemari kabinet di dekat kepala, lalu menuan
pintu kamar Flara terbuka, Indra menoleh, mereka beradu pandang, Flara sedikit b
a, ia mengernyit melihat isi mangkuk Indra suda
n apa?" ta
am s
akan se
menatap Flara saat perempuann
anan, tapi ngga
ak benar-benar disengaja. Pria itu beranjak dan berucap, "Enggak
kamu lihat se
baru dari kabinet dan menuang cream soup yang masih tersisa di panci, untung saj
erempuan se
ok. Maafin aku, y
yang kotor, pria itu sejenak menoleh mendapati sang istri juga lahap memakan masakan sederhananya me
n, Fla?" tanya Indra
ak a
n balik ke ka
menyadari sesuatu, lagi-lagi ia berbuat salah, sementara Flara mengernyit merasa aneh. Untuk apa pe
erdeham dan bertanya, membuat suaminya b
a itu beneran c
a itu tetap duduk memunggungi sera
paham. Cuma, aneh aja dia effort banget nyamperin kamu sa
di depannya. Indra tipikal manusia people pleasure yang tak mudah menolak permintaan orang lain, seperti saat Gempita sengaja mendatanginya hari ini di Kulacino, Indra tak mampu meminta wanita itu agar b
st dengan segala uru
nar merasa sangat bersyukur karena meninggalkan kue pemberian Gempita di Kulacino, ia yakin tak mampu memberi penjelasan pa
membahas lebih jauh, itu lebih baik. Alhasil, Ind
*
ngat jauh, entah di mana rimbanya, yang
dikit menggerutu sewaktu membuka kulkas-teringat jika bahan makanan di rumah benar-benar habis. Untung masih ada sekitar lima lembar roti tawar serta selai kacan
u melihat istrinya keluar kamar, ia ta
pan meja bar, suaminya meletakan set
repotan ala emak-emak di luar sana, mungkin karena selama tinggal di Kediaman Tanuredja-wanita itu terbiasa dengan pelayanan dari asisten rumah tangga serba bisa di sana,
low fat yang kayak di kulkas ya," pi
elamat pagi." Pria itu mengangguk mendengarkan, Flara tak bisa mendengar obrolan mereka karena loudspeaker tak dihidupkan. "Mama ngomong aja sama Flara-nya
n menempelkannya di telinga ka
ara begitu lembut pada sang mertua, buk
emanasi motornya setelah sempat kehujanan semalam, tak
ta kita makan
, kalau kamu mau ya kita pergi, tapi kalau eng
g nggak sibuk-sibuk banget di rum
bahu, ia takkan pernah memaksa, jangankan sebatas makan malam keluarga, mem
*