Suami Unlimited
saja, kepala Gempita ikut menoleh mengikuti ke mana Indra melangkah hingga
"Ada yang mau kamu bicarain? Kita bisa ke sana." Ia menunjuk
ma mau ambil kunci rumah, tadi pa
umah berbandul 'Hello Kitty' hingga membuat Flara mengernyit saat m
r dari dapur, Nana lantas menarik Ferdy untuk diajak bergibah. Sementara Flara sejenak melihat ke arah Gempita nan beranjak
at Flara mengerutkan kening, sekarang ia terkesan mengintimidasi Indra melalui padangann
jengkel, tapi Flara p
k. "Iya, ini is
gulurkan tangan. "Hai, Flara. Aku
gan milik Gempita tanpa ingin benar-benar bersalaman. Indra terpejam sesaat menyikapi
. Aku pernah ngelihat kamu di Rumah
a dokter
ayak familier
dia kembali bicara pada Indr
t lega sebab perasaan ketar-ketir tersebut perlahan lenyap seiring
pelan, dan suara perempuan itu berhasil tertangkap indra pendengaran Flara sehingga
obil, tapi terus memperhatikan interaksi Indra serta Gempita. Jika Gempita bersikap sangat c
ta kembali bertanya, perempuan itu sepertinya memiliki beribu k
agi, beberapa kertas pesanan sudah bertumpuk di sisi mesin espresso,
tahan banting-beralih dari yang humble p
ih dulu berteman dekat sewaktu mengikuti perkuliahan bersama, jadi mereka mengenal watak satu sama lain. Sementara, Indra dan Flara bak bumi langit yang berjauhan, mereka
di bagian permukaan cat saja tanpa mengerti-bagaimana
ketimbang-jika terus menjawab, maka Gempita akan menanyakan hal la
am sih,
ta tangan sepenuhnya pada pembuatan kopi untuk banya
u mau balik aja
lak
, In
H
*
saat itu pegawai serta pemilik Kulacino tengah berbenah sebelum pulang. Terlihat Indra cukup terges
i, kedua karyawannya baru keluar dari pintu uta
emberanikan diri, ia sibuk memasang jas hujan di belakang Indr
Indra, "besok saya mau ke Sudirma
p, M
masang jas hujan untuk melindungi tubuhnya-
ngan ngebut, jalannya pasti lic
di depan Kulacino. Meski hujan deras pun aktivitas di jalan raya masih b
. "Terobos ajalah, takut Flara marah kalau pulang telat." Indra tak bisa memikirkan hal lain lagi, di kepala pria
PULANG
ia harus basah kuyup seperti anjing malang. Untung saja Indra terbiasa melewati gang-gang
an seperti ini, tapi ia justru melawan arus terhadap perkataannya. Mumpung jalanan sepi pengendara, bermodalkan lampu sen
am, ban motor Indra tergelincir dan membuat si pengenda
sekitar gelap, ia kembali melaju menerjang hujan sembari memikir
puluh menit, malam ini bisa Indra tempuh dua
elataran rumah, segera Indra turun dan berlari menuju beranda. Ia s
gang segelas susu cokelat hangat, ia mengernyit menanggapi kondisi suaminya-terut
la
sampai kayak gitu.
ja jatuh tad
atif buat berteduh gi
i pulang telat soalnya. Aku nggak mau ngelihat kamu marah." Salah satu sisi terbaik Indra adalah jujur, me
begini. Kamu terobos hujan, jatuh di jalan,
tetap salah di mata Flara. "Maaf, yang aku pikir
tap bersungut-sungut mengoceh seraya meninggalkan Indra, tapi sedikit perhatian dari perempuan itu sudah cukup membuat lengkung
*