icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Suami Unlimited

Bab 7 7. Gara-gara kunci.

Jumlah Kata:1263    |    Dirilis Pada: 21/12/2022

saja, kepala Gempita ikut menoleh mengikuti ke mana Indra melangkah hingga

"Ada yang mau kamu bicarain? Kita bisa ke sana." Ia menunjuk

ma mau ambil kunci rumah, tadi pa

umah berbandul 'Hello Kitty' hingga membuat Flara mengernyit saat m

r dari dapur, Nana lantas menarik Ferdy untuk diajak bergibah. Sementara Flara sejenak melihat ke arah Gempita nan beranjak

at Flara mengerutkan kening, sekarang ia terkesan mengintimidasi Indra melalui padangann

jengkel, tapi Flara p

k. "Iya, ini is

gulurkan tangan. "Hai, Flara. Aku

gan milik Gempita tanpa ingin benar-benar bersalaman. Indra terpejam sesaat menyikapi

. Aku pernah ngelihat kamu di Rumah

a dokter

ayak familier

dia kembali bicara pada Indr

t lega sebab perasaan ketar-ketir tersebut perlahan lenyap seiring

pelan, dan suara perempuan itu berhasil tertangkap indra pendengaran Flara sehingga

obil, tapi terus memperhatikan interaksi Indra serta Gempita. Jika Gempita bersikap sangat c

ta kembali bertanya, perempuan itu sepertinya memiliki beribu k

agi, beberapa kertas pesanan sudah bertumpuk di sisi mesin espresso,

tahan banting-beralih dari yang humble p

ih dulu berteman dekat sewaktu mengikuti perkuliahan bersama, jadi mereka mengenal watak satu sama lain. Sementara, Indra dan Flara bak bumi langit yang berjauhan, mereka

di bagian permukaan cat saja tanpa mengerti-bagaimana

ketimbang-jika terus menjawab, maka Gempita akan menanyakan hal la

am sih,

ta tangan sepenuhnya pada pembuatan kopi untuk banya

u mau balik aja

lak

, In

H

*

saat itu pegawai serta pemilik Kulacino tengah berbenah sebelum pulang. Terlihat Indra cukup terges

i, kedua karyawannya baru keluar dari pintu uta

emberanikan diri, ia sibuk memasang jas hujan di belakang Indr

Indra, "besok saya mau ke Sudirma

p, M

masang jas hujan untuk melindungi tubuhnya-

ngan ngebut, jalannya pasti lic

di depan Kulacino. Meski hujan deras pun aktivitas di jalan raya masih b

. "Terobos ajalah, takut Flara marah kalau pulang telat." Indra tak bisa memikirkan hal lain lagi, di kepala pria

PULANG

ia harus basah kuyup seperti anjing malang. Untung saja Indra terbiasa melewati gang-gang

an seperti ini, tapi ia justru melawan arus terhadap perkataannya. Mumpung jalanan sepi pengendara, bermodalkan lampu sen

am, ban motor Indra tergelincir dan membuat si pengenda

sekitar gelap, ia kembali melaju menerjang hujan sembari memikir

puluh menit, malam ini bisa Indra tempuh dua

elataran rumah, segera Indra turun dan berlari menuju beranda. Ia s

gang segelas susu cokelat hangat, ia mengernyit menanggapi kondisi suaminya-terut

la

sampai kayak gitu.

ja jatuh tad

atif buat berteduh gi

i pulang telat soalnya. Aku nggak mau ngelihat kamu marah." Salah satu sisi terbaik Indra adalah jujur, me

begini. Kamu terobos hujan, jatuh di jalan,

tetap salah di mata Flara. "Maaf, yang aku pikir

tap bersungut-sungut mengoceh seraya meninggalkan Indra, tapi sedikit perhatian dari perempuan itu sudah cukup membuat lengkung

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka