icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Faith, Hope, and, Love

Bab 7 Mata yang Bicara

Jumlah Kata:1259    |    Dirilis Pada: 17/12/2022

," pinta Tara ketika Atan sedang

nunjukkan pukul 8 lewat sedikit. "Kayak enggak ada hari lain a

gan siapa sih? Kok serius banget." Tara mencoba mendekati Atan yan

usah kep

nimarket. Atau enggak, beritahuk

ng juga minimarket be

tika kakaknya itu tiba-tiba memanggilnya

pa

nya tidak? Nant

g langsung menghilang di pintu. Atan mende

ah ke sini, Atan melanjutkan sesi chatnya bersama anggota vol

adi jika dia menyasar nanti, itu bukan salahnya. Ibunya t

*

tapi memintanya mengajak Atan untuk mengantarnya, tapi abangnya itu

tuk tetap di rumah, mengingat dia hanya baru mendapat sedikit istirahat. Tara meraih jaketnya dan hendak b

gkat saja, karena kemudian dia langsung bergegas pergi tanpa suara ketika seo

gan mata merah karena marah. Tara menjadi ngeri, tapi cowok yang dipanggil Alan itu tidak menghiraukan seruan penuh am

gejar ketika pemuda yang tadi ribut dengannya itu sudah pergi meng

ulan melintas di gang dan memperhatikannya. Tara cepat-cepat pergi dari

*

asih agak kikuk saat berkomunikasi dengannya, tapi itu bisa dimaklumi karen

dak berkelimpahan. Tara yang jarang mendapatkan perlakuan setulus itu mer

dia membutuhkan kasih sayang sang ibu. Tara tidak tahu apa yang bakal dihadapinya ke depan nanti, tapi untuk saat ini, dia merasa seolah s

lalu begitu cepat tanpa terasa. Irana melirik kasur di sampingnya dan terkejut ketika bangun-b

lah bareng kakakmu, Nak. Dia selalu datang tepat waktu ke sekolah, maksu

aka

ngguk, ters

ang tukang tidur itu merasa sebuah kesalahan jika masuk ke sekolah lebih pagi, meski hanya lima menit. Atan pasti orang yang penuh perhitunga

um kecil. "Ka

api, tidak masalah jika sekarang a

ak apa, lagi pula hanya itu b

ah untuk membuat sarapan, sedangkan ibunya

erapa butir telur. Tara memecahkan telur-telur itu di m

kompor dan mulai menuang telur itu k

n menunggu di meja makan

akan pernah memiliki kesempatan lagi untuk bersama-sama seperti sekarang, tapi pu

dia bisa hidup bersama dengan anak-anaknya. Karena di kehidupan yang singkat ini, h

meletakkan piring-piring itu di atas meja, Atan muncul dari kamarnya dan melangk

belum berpakaian lengkap begitu?" tan

sudah pakai baju dan celana.

ngerutkan dahi. "Memangnya kau tidak pernah

gang doang? Yang paling penting itu perut diisi dulu," ujar Atan sa

asih dipelototinya ketika memilih untuk menghabiskan sarapan lebih dul

dikit bobrok? Larat, sangat bobrok. Bahkan yang bisa dibanggakan dari sekolah itu hanyalah prestasinya di bidan

ekolah di Ibukota tidak sebagus yang kau kira," seru Atan yang diberi tatapan bingung oleh Tara yang memang tidak

bicara begitu?" sahu

gatkanmu agar tidak t

"Ayo cepat habiskan sarapannya. Tinggal s

ak jengkel ketika Atan masih terlihat santai-santai saja seolah

ini salahmu," ujar Ta

gkus keras. "Enak saja. Kenapa jadi aku yang dis

salahmu juga yang

kalah. "Aku selalu bangun pukul setengah tujuh, me

t lho," ujar Irana yang baru ingat jika perdebatan kecil seperti ini past

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka